Antrean haji saat ini sudah mencapai di atas 5 tahun, kecuali bagi lansia berusia 75 tahun, mendapat prioritas keberangkatan dengan syarat sudah mendaftar setidaknya 2 tahun, dan mampu melunasi saat akan keberangkatan.
Bagaimana mempersiapkan dana berhaji?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selanjutnya menentukan kapan mau mendaftar dan kapan mau berangkat berhajinya. Ingat anda baru bisa memperoleh porsi (jadwal keberangkatan) setelah membayar Rp 25 juta.
Selanjutnya menghitung alokasi investasi yang harus dilakukan, dengan memperhatikan faktor inflasi dolar.
Contoh Penghitungannya:
Down Payment atau Uang Muka
Untuk DP haji sebesar Rp 25 juta agar mendapat porsi keberangkatan, harus dipersiapkan terlebih dahulu. Jika saat ini usia 25 tahun dan ingin berhaji usia 40 tahun, artinya 15 tahun kemudian. Antrean 7 tahun misalnya, maka anda harus membayar DP 8 tahun yang akan datang.
Secara sederhana, jika DP sebesar Rp 25 juta dan mendaftar 8 tahun yang akan datang, maka ada waktu 8 tahun untuk mempersiapkannya. Nah sekarang anda dapat menghitung angka yang harus dialokasikan setiap bulannya. Hitungan ini tanpa memperhitungkan adanya imbal hasil.
Pelunasan
Rata-rata biaya haji di kisaran angka Rp 40 juta. Jika DP sebesar Rp 25 juta, maka sisa biaya yang harus dibayar saat pelunasan adalah sebesar Rp 15 juta yang dipersiapkan selama 7 tahun. Yang perlu diperhitungkan juga adalah biaya walimah atau pamitan haji. Di beberapa daerah ada tradisi pamitan haji dalam bentuk pengajian dengan mengundang, saudara, kerabat, dan tetangga. Bahkan acara pamitan haji ini tamu berdatangan setiap hari dari H-7 sampai keberangkatan.
Juga saat keberangkatan terkadang perlu menyediakan transportasi, karena para tetangga kerbat antusias mengantarkan ke asrama haji. Perhitungkan semua biaya ini, dan tambahkan pada dana pelunasan untuk ikut serta dihitung alokasi tiap bulan yang harus dipersiapkan.
Berapa alokasi per bulannya? Silakan dihitung kembali. Dan ingat hitungan ini mengabaikan imbal hasil investasi dan mengabaikan instrumen investasi. Beda orang sangat mungkin beda profil risiko yang berakibat pada bedanya jenis instrumen investasi yang menjadi rekomendasi. Sama tujuan dan jangka waktu, instrumen investasinya bisa berbeda, si A di deposito namun si B ternyata di reksa dana.
Hitungan nominal yang tepat sesuai jangka waktu dan profil risiko masing-masing dapat dikonsultasikan kepada financial planner anda, ingat untuk memilih financial planner yabg tepat, mengingat banyaknya jenis financial consultant. Atau anda dapat belajar sendiri di kelas pelatihan untuk di Jakarta anda bisa memakai info ini sebagai rujukan, buka di sini http://bit.ly/PMJKT07, untuk Bali buka di sini http://bit.ly/PMBALI dan di sini http://bit.ly/WRDBALI, selain itu di Jakarta akan ada kelas Basic FP info di sini http://bit.ly/BFPJKT2 untuk CPMM Jakarta di sini http://bit.ly/PMJKT02, sementara untuk reksa dana Jakarta di sini http://bit.ly/RDJKT01 berbarengan dengan di Yogya, Solo dan Semarang (JogLoSemar / Jawa Tengah) bisa liat info di sini http://bit.ly/PMJOG17 dan di sini http://bit.ly/RDJOG17.
Semoga bermanfaat. Empowering your financial!
(ang/ang)











































