Ini Tanda Keuangan Anda Sehat

Ini Tanda Keuangan Anda Sehat

Stanley Christian - detikFinance
Senin, 31 Jul 2017 06:41 WIB
Foto: Ari Saputra
Jakarta - Ketika bicara mengatur keuangan, banyak orang yang merasa mampu melakukan hal tersebut, tapi pada kenyataannya tidak semua orang memiliki kemampuan untuk mengatur keuangan. Buktinya banyak orang yang baru gajian 2 minggu tapi sudah habis. Mengelola keuangan adalah sebuah softskill yang harus anda pelajari dan latih dengan baik, karena tidak anda dapatkan ketika anda sekolah. Seiring berjalan waktu ketika sudah anda pelajari dan latih, maka akan menjadi sebuah kebiasaan yang baik. Kebiasaan yang baik ini adalah tanda-tanda anda memiliki kemampuan mengelola keuangan yang baik dan tanda bahwa keuangan anda sehat. Nah apa saja-saja kebiasaan atau tanda bahwa anda memiliki keuangan yang sehat.

Mampu Membuat Budget dan Menerapkan
Pemahaman yang umum terjadi adalah, 'gaji besar itu mapan'. Apakah benar demikian? Apakah gaji besar berarti tanda keuangan sehat? Jawabannya adalah TIDAK. Gaji besar memang menggiurkan, tapi itu bukan tanda keuangan sehat apalagi mapan. Salah satu tanda keuangan sehat bukan dilihat dari besarnya gaji seseorang, tapi bagaimana seseorang mengontrol keuangan. Memiliki gaji besar bukan berarti tidak mempunyai masalah lho, malah bisa jadi utangnya juga besar. Yang terutama dari berapapun gaji seseorang adalah bagaimana anda mampu mengatur gaji tersebut sesuai porsinya dan menerapkannya dalam kehidupan. Kalau anda tidak bisa mengatur gaji anda, ya silakan merasakan gaji yang hanya numpang lewat.

Mengalokasikan Menabung dari Awal
Banyak yang mengeluh kenapa sudah bekerja sekian lama, namun belum memiliki tabungan. Merasa hidup yang hanya begini saja dan gaji hanya lewat saja. Anda bisa membentuk kebiasaan baik untuk menabung dengan menempatkan porsi menabung di awal. Yang sering terjadi ketika anda menerima gaji adalah, anda pakai dahulu untuk keperluan dan berharap ada SISA yang kemudian akan ditabung dan yang terjadi adalah Tidak pernah ada sisa. Inilah salah satu alasan mengapa tabungan anda masih saja kosong. Maka pola atau kebiasaan seperti ini, harus anda balik. Ketika menerima gaji, hal pertama yang anda lakukan adalah memasukan porsi tabungan terlebih dahulu, baru kemudian sisanya anda gunakan untuk hidup sebulan ke depan, dengan demikian mau tidak mau anda akan 'dipaksa' untuk bertahan hidup dengan sisa uang tersebut dan tabungan anda sudah mulai terisi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Disiplin Waktu
Orang yang menghargai uang berarti orang yang menghargai waktu. Waktu tidak akan bisa diputar kembali, maka gunakan setiap waktu dengan bijak, bukan sekedar untuk senang-senang apalagi sampai menghamburkan uang. Selain itu Salah satu tanda keuangan sehat adalah anda membayar cicilan/utang tepat waktu. Anda sangat paham bila membayar terlambat, anda akan rugi sendiri karena harus bayar bunga atau denda keterlambatan.

Hemat
Hemat identik dengan pelit? Apakah tepat bila dikatakan demikian? Bagi saya hemat dan pelit tentu berbeda, sangat jelas berbeda. Hemat itu berarti anda bijak dalam pengeluaran tanpa harus mengorbankan sesuatu. Saat siang hari, anda mematikan lampu di dalam rumah, hal seperti ini termasuk hemat atau pelit? Anda yang menjawab sendiri. Hemat bukan berarti anda hidup susah kok, tapi bijak dalam pengeluaran.

Tahan Godaan
Kita sudah paham dengan perkembangan era tekonologi saat ini. Semua serba posting di sosial media. Semua serba mudah dalam genggaman tangan masing-masing individu. Termasuk dalam belanja, anda tidak harus repot keluar untuk jalan, cukup klik pada gadget anda, dan anda sudah dapat memilih apapun yang anda inginkan. Mulai dari makanan, beli elektronik hingga membeli pakaian. Ketika semua kemudahan ini ada dalam genggaman tangan anda, apakah anda dapat mengontrol atau menahan godaan ini? Di sinilah kemampuan anda dalam mengelola keuangan begitu diuji.

Kita ambil contoh ketika anda sangat ingin membeli baju baru, coba tanyakan beberapa hal kepada diri anda sebelum memutuskan untuk membeli
- Apakah baju-baju di rumah sudah tidak layak?
- Saya beli baju ini karena butuh atau sekedar mengincar pujian dari teman-teman?
- Apakah kebutuhan pokok lain sudah terpenuhi?

Bagi saya pribadi, ada batasan maksimal berapa pasang baju yang saya miliki dalam lemari. Bila ingin membeli, saya harus menguranginya terlebih dahulu dengan memberikan kepada adik atau saudara. Saya tidak ingin lemari saya sesak dengan tumpukan baju yang belum tentu saya pakai.

Kelihatannya simple kan? Padahal gampang-gampang susah dan itu semua bisa dipelajari. Ke mana tempat untuk belajar ini semua? Untuk di Jakarta anda bisa memakai info ini sebagai rujukan, buka di sini, untuk Bali buka di sini dan di sini, selain itu di Jakarta akan ada kelas Basic FP info di sini untuk CPMM Jakarta di sini, sementara untuk reksa dana Jakarta di sini berbarengan dengan di Yogya, Solo dan Semarang (JogLoSemar / Jawa Tengah) bisa lihat info di sini dan di sini.

Terakhir, bila anda masih bingung atau ragu ketika ingin membeli, maka sebaiknya tunda dulu. Periksa kembali kebutuhan pokok yang lain, baru anda berpikir tentang sesuatu yang baru. Jangan berkecil hati bila anda belum bisa melakukan hal-hal yang di artikel ini, anda bisa tetap belajar dan menerapkannya perlahan namun pasti sehingga nantinya menjadi kebiasaan yang baik dan anda mampu mengelola keuangan dengan baik.

Happy Planning. (wdl/wdl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads