Ada juga yang menawarkan Kredit Tanpa Agunan (KTA) instant. Hanya dengan menunjukkan KTP di gerai yang seringkali tersedia di dekat tempat belanja sudah bisa dapat kartu berutang. Tinggal nyicil dengan periode tertentu. 12 bulan, 24 bulan, atau bahkan 36 bulan.
Kemudahan ini dapat membuat kita menjadi impulsive dan agresif dalam melihat harga barang yang kita mau. Lebih celakanya lagi barang yang kita mau beli bukanlah barang yang kita perlukan. Barang yang berhubungan dengan hobi kita misalnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kenapa Punya Utang Konsumtif berbahaya?
Utang Konsumtif berbahaya kalau kita tidak bisa mengendalikannya. Kalau besaran cicilannya sudah sampai mengganggu alokasi dana untuk tujuan kita yang lain yang lebih penting, semacam dana pensiun. Besar pasak daripada tiang.
Secara umum persentase pembayaran cicilan terhadap pendapatan (Take Home Pay) yang dianggap masih sehat adalah hingga 30% atau sekitar sepertiga pendapatan. Lebih dari itu sudah mulai mengorbankan tujuan keuangan masa depan yang lain. Bahkan mungkin sudah mengganggu kebutuhan pokok sehari-hari. Lebih aman kalau pendapatan yang dipergunakan sebagai dasar perhitungan adalah pendapatan tetap saja, tidak termasuk pendapatan sampingan yang mungkin ada.
Perlu diingat bahwa persentase cicilan tersebut di atas termasuk untuk cicilan KPR/KPA yang masuk ke dalam kebutuhan pokok. Termasuk juga di dalamnya adalah cicilan kendaraan. Dengan begitu kita bisa hitung tinggal berapa persen atau berapa rupiah lagi yang kita bisa pakai untuk mencicil barang lain sebelum keuangan kita dibilang TIDAK SEHAT.
Bukan berarti pula bahwa kita harus memaksimalkan alokasi cicilan ya..... Periksa dulu kebutuhan lain yang lebih perlu. Sudah amankah Dana Darurat kita? Bagaimana dengan proteksi? Apa kabar pembentukan Dana Pensiun?
Lalu bagaimana caranya kalau kita mau membeli barang-barang hobi yang umumnya mahal itu?
Jawabannya menabung. Sisihkan sebagian free cash flow kita. Atau bahkan kalau perlu kurangi pengeluaran yang tidak berguna seperti membeli rokok. Tabung ke dalam Pos "Self Indulgence" (memanjakan diri). Tanpa terasa dana yang tersimpan dalam pos tersebut akan cukup besar untuk membeli barang-barang hobi kita. Uang kaget seperti bonus bisa juga digunakan sebagian untuk mengapresiasi diri sendiri, selain untuk membayar kewajiban-kewajiban lain seperti bayar STNK, premi asuransi tahunan, atau pengeluaran-pengeluaran lain yang pembayarannya bersifat tahunan.
Apakah anda konservatif, moderate, atau agresif? Cek bagaimana cara mengetahuinya di workshop dan kelas Perencana Keuangan. Di bulan Oktober akan ada workshop Asuransi info bisa dibuka di sini bersamaan dengan workshop mengelola keuangan dan gaji CPMM di Jakarta info di sini sementara untuk Kaya Raya dengan Reksa Dana Jakarta info buka di sini berbarengan dengan di Yogya, Solo, dan Semarang (JogLoSemar / Jawa Tengah) bisa lihat info di sini dan di sini.
Konservatif, dan tentu saja lebih rendah risikonya.
Jadi kembali ke kita... Mau Agresif dengan risiko yang besar atau Konservatif dengan risiko kecil. Untuk hal ini saya lebih memilih konservatif. Bagaimana dengan Anda?
Find fun way to manage your fund. (wdl/wdl)











































