Masyarakat dituntut lebih cerdas dan bijak dalam memilih jenis-jenis investasi yang ada di tengah-tengah masyarakat. Untuk jenis-jenis investasi yang menjanjikan return besar dan tetap setiap bulan, harus dicermati terlebih dulu mekanisme investasinya. Pelajari apakah mekanisme investasi tersebut masuk akal, logis, serta apakah perusahaan investasinya telah memiliki izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Dan yang harus Anda perhatikan sebelum memulai berinvestasi, pastikan bahwa Anda telah memiliki tabungan yang cukup untuk keluarga Anda. Milikilah dana darurat dengan jumlah paling tidak cukup untuk 3 bulan pengeluaran rutin Anda. Jika Anda sudah memiliki dana darurat yang cukup jumlahnya, serta asuransi yang uang pertanggungannya telah sesuai kebutuhan, Anda bisa mulai berinvestasi. Tentukan tujuan investasi di awal Anda akan mulai melakukan investasi. Kemudian tentukan juga target jumlah hasil investasi Anda dan waktunya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Konservatif
Profil ini adalah untuk orang yang cenderung menghindari risiko tinggi. Orang konservatif lebih menyukai instrumen yang stabil, tidak terlalu berfluktuasi tajam, dan yang aman. Kebanyakan instrumennya adalah instrumen yang memberikan pendapatan tetap, terjamin, serta returnnya stabil. Seperti deposito, surat utang negara, emas, tanah.
2. Moderat
Profil ini adalah untuk orang yang masih dapat menoleransi sebagian risiko penurunan nilai investasi. Orang moderat masih bisa menerima penurunan nilai investasi hingga tingkat tertentu. Menurut mereka, penurunan nilai invesasi ini hanya sementara saja, hingga nanti akan naik kembali. Instrumen untuk orang dengan profil ini contohnya adalah obligasi swasta, reksa dana campuran, properti, emas.
3. Agresif
Profil risiko ini adalah untung orang yang mengejar peningkatan nilai investasi dalam jangka panjang. Orang dengan profil risiko ini dapat menoleransi penurunan nilai investasi dalam jumlah besar. Penurunan nilai investasi, misalnya saham, justru dianggap sebagai kesempatan emas untuk menambah pembelian saham karena harganya relatif sedang murah. Contoh instrumen investasinya adalah saham, reksa dana saham, bisnis, properti.
Apapun instrumen investasinya, pasti memiliki risiko. Bahkan surat utang negara pun ada risiko tidak dibayar apabila negaranya bangkrut, walaupun kemungkinan itu kecil, tapi tetap saja ada risikonya. Apalagi obligasi swasta, ada risiko penurunan nilai dan tidak dibayarnya kupon serta pokok obligasi.
Sedangkan saham, terdapat risiko penilaian harga saham. Dalam berinvestasi jangan lupakan prinsip high risk high return. Makin tinggi hasil investasi yang ditawarkan, maka makin tinggi risikonya. Kenali profil risiko Anda terlebih dulu. Dari situ Anda dapat membagi investasi Anda ke dalam berbagai instrumen sesuai tujuan keuangan dan profil risiko Anda.
Mau tahu tentang instrumen keuangan dan resikonya? Ikuti workshop dan kelas-kelas yang ada. Untuk workshop Kaya Raya Dengan Reksa Dana di bulan November bisa dibuka di sini. Untuk belajar mengelola gaji bulanan bisa ikut workshop CPMM, info buka di sini.
Sementara untuk ilmu yang lengkap, anda bisa belajar tentang perencanaan keuangan komplit, bahkan bisa jadi konsultannya, info buka di sini. Selain itu bisa juga bergabung di akun telegram group kami dengan nama Seputar Keuangan atau klik di sini. (wdl/wdl)











































