Kuliah Sekarang di Kampus Swasta atau Nanti (Mungkin) di Negeri? (2)

Kuliah Sekarang di Kampus Swasta atau Nanti (Mungkin) di Negeri? (2)

Ila Abdulrahman - AIdil Akbar Madjid & Partners - detikFinance
Jumat, 16 Mar 2018 07:27 WIB
Ilustrasi Foto: Aktivitas mahasiswa (Ibnu Munsir-detikcom)
Jakarta - Menyambung dari artikel saya sebelumnya dibagian pertama membahas masalah pilihan Pendidikan anak dan perbandingan antara kampus swasta dan kampus negeri.

Maka seperti janji saya di artikel sebelumnya, kali ini saya akan berikan simulasi perhitungan antara kampus swasta dan kampus negeri terebut. Sebagai contoh adalah kampus di Yogyakarta.

Misalkan rencana memasukkan anak di fakultas kedokteran di Yogyakarta, UGM dan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) bisa menjadi alternatif.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Biaya masuk kuliah pendidikan Kedokteran di Universitas Gadjah Mada (UGM), dengan penghasilan orang tua sebesar Rp 10 juta dikenakan Uang Kuliah Tunggal (UKT) sebesar Rp 14,5 juta perkiraan sampai lulus sebesar Rp 145 juta, biaya di UMY sebesar Rp 298,928 juta. Biaya tersebut belum termasuk biaya hidup selama kuliah.

Maka dalam merencanakan biaya kuliah dapat digunakan biaya kuliah di UMY, sehingga jika tidak diterima di UGM, anak bisa langsung didaftarkan di kampus alternatif ke-2 yaitu UMY. Perlu selalu diingat, dalam menghitung biaya, harus memperhitungkan faktor inflasi, waktu penggunaan dana dan profil risiko.
Biaya pendidikan kedokteran tersebut hanyalah sebagai contoh, Anda dapat menyesuaikan dengan tujuan kuliah masing-masing anak. Yang terpenting adalah, lakukan perencanaan keuangan jauh-jauh tahun sejak Anda menikah atau sejak anak dalam kandungan.

Merencanakan bukan berarti, "iya besok anak akan sekolah, kuliah," namun yang dimaksud merencanakan adalah:
- Menentukan sekolah tujuan dari pra sekolah hingga perguruan tinggi
- Mencari info biayanya, baik biaya pendidikan, maupun biaya hidup
- Mencari kenaikan biaya pendidikan dan biaya hidup di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi serta kota yang dituju
- Menghitung biaya-biaya tersebut saat anak masuk
- Mencari profil risiko investasi Anda
- Mencari instrumen investasi yang sesuai.
- Melakukan investasi sesuai hasil penghitungan, dengan disiplin, dan mengevaluasi hasil investasi secara rutin.

Nah, sekarang sudah memahami apa arti merencanakan, sehingga tidak ada lagi kegalauan dan buang-buang waktu dalam memilih perguruan tinggi.


Karena kadang sebagian masyarakt merasa meembayar jasa Financial Planner tidak terjangkau, maka dapat memilih belajar sendiri merencanakan keuangan, dengan ikut kelas yang dilaksanakan oleh tim IARFC Indonesia https://ow.ly/NbPy30gC3Dy atau tim AAM & Associates http://ow.ly/pxId30gC3BB.

Di luar kota, dibuka kelas di Bali untuk warga Bali dan sekitarnya atau anda yang ingin belajar sambil liburan info http://bit.ly/PMDPS02, dan bagi yang ingin belajar Cara Kaya dengan reksa dana di Bali, info http://bit.ly/RDDPS02.

Selain Bali dibuka juga kelas di Yogya, info http://bit.ly/PMJGS18 dan di sini http://bit.ly/RDJGS18. Di akhir bulan Maret dibuka lagi workshop mengelola gaji bulanan biar nggak cepat habis, info http://bit.ly/PMM0318 dan cara kaya dengan reksa dana, info http://bit.ly/WRD0318.

Siap-siap juga awal bulanan ramadan ada kelas Perencanaan Keuangan Syariah juga, info http://bit.ly/IFP0518, kelasnya hanya setahun sekali lho di bulan ramadan saja.

Sementara untuk ilmu yang lengkap, anda bisa belajar tentang perencanaan keuangan komplit, bahkan bisa jadi konsultannya dengan sertifikat Internasional bisa ikutan workshop Basic Financial Planning di sini http://bit.ly/BFP0418.

Anda bisa diskusi tanya jawab dengan cara bergabung di akun telegram group kami "Seputar Keuangan" atau klik t.me/seputarkeuangan.

(ang/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads