Sebagai informasi, perhitungan UMP itu tertera dalam Pasal 44 Ayat 1 dan 2 PP Nomor 78 Tahun 2015. Adanya peningkatan nilai UMP tersebut berdasarkan formula penambahan dari pertumbuhan ekonomi nasional (PDB) dan data inflasi nasional.
Untuk inflasi nasional sendiri, Badan Pusat Statistik Republik Indonesia (BPS RI) menyatakan bahwa inflasi nasional adalah 2,88%. Hal ini diumumkan oleh BPS dalam sebuah surat untuk dapat diketahui baru-baru ini pada awal oktober 2018.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bila berbicara mengenai gaji, sepertinya tidak akan pernah ada gaji yang dirasa cukup. Mungkin satu dua atau tiga bulan kenaikan gaji akan terasa dampaknya dalam kehidupan sehari-hari. Tapi setelah itu?
Kehidupan akan seperti biasa saja. Sebuah studi pernah dilakukan terhadap pekerja yang berpindah dari satu perusahaan ke perusahaan lainnya karena tawaran kenaikan gaji. Memang benar, ada kenaikan gaji sekitar 15% bagi mereka yang berpindah perusahaan.
Tapi apakah kenaikan gaji tersebut kemudian menjadi cukup bagi dirinya? Bisa jadi tidak. Biasanya,
adanya kenaikan gaji, maka otomatis uang belanja pun cenderung naik. Kebiasaan belanja berubah dan 'grade' barang yang dibeli pun biasanya berubah.
Karena merasa ada kenaikan gaji, maka kemudian mengubah belanja secara harga, meski barangnya sama. Biasanya cukup dengan sarapan di nasi kuning belakang kantor, karena adanya kenaikan gaji ingin nasi kuning dari catering ternama.
Karena merasa ada kenaikan gaji, maka kemudian mengubah belanja secara rutinitas, meski barangnya sama. Biasanya cukup dengan nonton dua kali dalam satu bulan, karena adanya kenaikan gaji lalu berubah rutinitas nonton bioskopnya menjadi 4 kali dalam satu bulan.
Karena merasa ada kenaikan gaji, maka kemudian menambah cicilan, padahal bukan merupakan barang yang merupakan kebutuhan. Padahal handphone yang dimiliki saat ini masih berfungsi dengan baik, karena adanya kenaikan gaji lalu cicil handphone baru.
Kebiasaan-kebiasaan ini adalah kebiasaan yang "tidak disadari" dan biasanya menjadi pembenaran karena adanya kenaikan gaji yang diberikan. Hingga pada akhirnya, tak ada pengaruhnya berapapun kenaikan gajinya.
Oleh karenanya, meski katakanlah tuntutan untuk naik gaji sebanyak 25% dikabulkan oleh para pengusaha, maka tidak akan cukup juga. Yang membuat tidak cukup bukan hanya tentang harga-harga yang terus naik, tapi bisa jadi ketidakmampuan mengelola gaji disertai kenaikannya.
Baca juga: Berinvestasi Pakai Uang Sisa (1) |
Kemampuan mengelola gaji inilah yang penting sekali untuk dipelajari dan dipraktikkan sehari-hari. Dan hal ini bisa dipelajari dengan mengikuti kelas dan workshop yang dilaksanakan oleh tim IARFC Indonesia atau tim AAM & Associates.
Di Jakarta dibuka workshop sehari tentang bagaimana cara Mengelola Gaji dan Mengatur Uang bulanan dan Belajar dan Teknik Menjadi Kaya Raya dan juga workshop sehari tentang Reksadana. Ada juga workshop khusus tentang Asuransi membahas Keuntungan dan Kerugian dari Unitlink yang sudah anda beli.
Karena banyak permintaan, dibuka lagi workshop Komunikasi yang memukau lawan bicara anda (menghipnotis), cocok untuk anda orang sales & marketing, untuk komunikasi ke pasangan, anak, boss, anak buah, ke siapapun, info.
Untuk ilmu yang lebih lengkap lagi, anda bisa belajar tentang perencanaan keuangan komplit, bahkan bisa jadi konsultannya dengan sertifikat Internasional bisa ikutan workshop Basic Financial Planning dan workshop Intermediate dan Advance Financial Planning di Pertengahan Info lainnya bisa dilihat di www.IARFCIndonesia.com (jangan lupa tanyakan DISKON paket)
Anda bisa diskusi tanya jawab dengan cara bergabung di akun telegram group kami "Seputar Keuangan" atau klik di sini.
Nah bagaimana caranya anda bisa menaikan gaya hidup tapi tetap bisa mengatur keuangan? Akan di bahas di artikel berikutnya.
Baca juga: Bingung Pilih Reksa Dana? Ini Tipsnya (3) |
Disclaimer: artikel ini merupakan kiriman dari mitra yang bekerja sama dengan detikcom. Redaksi detikcom tidak bertanggung jawab atas isi artikel yang dikirim oleh mitra. Tanggung jawab sepenuhnya ada di penulis artikel. (ang/ang)