Hedonisme, Gaya Hidup yang Merusak Keuangan Anda (2)

Hedonisme, Gaya Hidup yang Merusak Keuangan Anda (2)

Ila Abdulrahman - Aidil Akbar Madjid & Partners - detikFinance
Senin, 17 Des 2018 06:56 WIB
Foto: dok. detikFinance
Jakarta - Hedon hedon dan hedon. Itulah gaya sebagian anggota masyarakat saat ini. Ada yang kemudian dikenal dengan julukan sosialita atau socialite, ada juga yang mentok di social climber.

Nah, jangan sampai anda menjadi salah satu korbannya. Apa saja yang harus diperhatikan dan dilakukan agar tidak menjadi korban hedonism itu?

Bayangkan Hasil Akhir yang akan Dicapai
Siapa yang tidak ingin memberikan pendidikan terbaik untuk anak-anaknya? Siapa yang tidak ingin pensiun dengan sejahtera? Siapa yang tidak ingin memiliki tabungan akhirat berupa wakaf, dan lain-lain? Membayangkan hal-hal tersebut harusnya membuat kita bersemangat, untuk segera memulai merubah kebasaan buruk kita akan keuangan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tentunya akan bersemangat jika setiap bulan harus menyisihkan dengan berinvestasi sebesar Rp 500 ribu selama 8 tahun, untuk hasil akhir biaya kuliah sebesar Rp 2 miliar. Tentunya membuat bersemangat jika saat ini harus mengalah menyisihkan sebesar Rp 400 ribuan selama 25 tahun ke depan, untuk pensiun sejahtera Rp 15 miliar.

Segera Ubah Gaya Hidup
Ketika kesehatan finansial sudah menjadi sebuah kesadaran dan perencanaan keuangan sudah dibuat, pelaksanaan rencana dapat dilakukan, dengan mulai melunasi utang-utang konsumtif. Nah, lubang utang konsumtif dapat ditutup jika perilaku hedon diubah, pengeluaran disesuaikan, sehingga ada dana untuk membayar pinjaman tersebut.

Namun faktanya, banyak dari kita enggan untuk mengubah gaya hidup yang hedon tersebut, atau memilih menunda-nunda untuk melakukan penyesuaian terhadap pengeluaran, sehingga tertunda dua kali. Sekali karena menunda mulai mengubah gaya hidup, kedua tertunda karea pelunasan utang juga butuh waktu.

Agar tidak tertunda sebenarnya bergantung pada kemauan kita saja, di mana ada kemauan, di situ ada jalan. Berat? Percayalah, biasanya berat hanya di awal saja selanjutnya akan mengalir. Manusia didesain mampu beradaptasi dalam segala kondisi, jadi seharusnya tidak ada alasan untuk terus menunda.

Mengubah gaya hidup tidak seberat yang dibayangkan, kecuali jika memang hedonisme sudah mendarah daging. Contohnya bagi anda yang hobi ngafe dengan kopi seharga Rp 60 ribuan setiap 3 hari, cukup disesuaikan menjadi seminggu sekali.

Budget sekali ngopi sisanya dapat dialokasikan untuk tabungan dana darurat atau dibelikan reksa dana. Ingat bahwa reksa dana bisa dibeli mulai dengan seratus ribuan.

Jika berat mengurangi frekuensi, karena akan berpengaruh pada jumlah psotingan di sosial media, cukup disesuaikan dengan minuman yang harga setengahnya yaitu Rp 30 ribuan, dan anda tetap bisa nongki syantik, nongkrong ganteng 3 hari sekali.

Itu untuk urusan ngopi, bagaimana dengan urusan dapur? Ya bisa seperti mengganti camilan pizza dengan misro atau jemblem, tak kalah nikmat kok, diposting pun juga instagramable. Perlu bukti? Cek insta penulis deh. Mengganti pizza harga Rp 80 ribuan dengan misro Rp 20 ribuan, sudah berhemat banyak jika dikumpulkan.

Berhati-hati dengan penggunaan kartu kredit, ia termasuk utang konsumtif. Dalam hal tagihan kartu kredit lebih dari , maka tagihan dengan beban bunga terbesar dilunasi lebih dahulu. Mekanisme debt manajemennya bisa anda kosnultasikan dengan financial planner Anda.


Ingat selalu untuk menggunakan jasa FP yang teregistrasi secara resmi. Atau bisa juga dengan belajar sendiri dan mengikuti kelas atau workshop yang dilaksanakan oleh tim IARFC Indonesia atau tim AAM & Associates.

Di Jakarta dibuka workshop sehari tentang bagaimana cara Mengelola Gaji dan Mengatur Uang bulanan dan Belajar dan Teknik Menjadi Kaya Raya dan juga workshop sehari tentang Reksadana. Ada juga workshop khusus tentang Asuransi membahas Keuntungan dan Kerugian dari Unitlink yang sudah anda beli.

Karena banyak permintaan, dibuka lagi workshop Komunikasi yang memukau lawan bicara anda (menghipnotis), cocok untuk anda orang sales & marketing, untuk komunikasi ke pasangan, anak, boss, anak buah, ke siapapun, info.

Untuk ilmu yang lebih lengkap lagi, anda bisa belajar tentang perencanaan keuangan komplit, bahkan bisa jadi konsultannya dengan sertifikat Internasional bisa ikutan workshop Basic Financial Planning dan workshop Intermediate dan Advance Financial Planning di Pertengahan Info lainnya bisa dilihat di www.IARFCIndonesia.com (jangan lupa tanyakan DISKON paket)

Anda bisa diskusi tanya jawab dengan cara bergabung di akun telegram group kami "Seputar Keuangan" atau klik di sini.


Lalu apakah seterusnya seperti itu? Tidak, Anda tetap sah-sah saja kok ngopi dan nge-pizza, karena seiring waktu, pasti Anda kreatif, daripada mengencangkan ikat pinggang terus-terusan, mending mencari atau meningkatkan pendapatan. Ya kan?

Nah, masih bertahan dengan hedonisme? Rasa-rasanya ketika kita berpikir masa depan yang lebih baik, bergaya hidup sesuai keuangan akan menyenangkan untuk dilakukan. Selamat merencanakan keuangan, dan ingat selalu "Empowering Your Financial."

Disclaimer: artikel ini merupakan kiriman dari mitra yang bekerja sama dengan detikcom. Redaksi detikcom tidak bertanggung jawab atas isi artikel yang dikirim oleh mitra. Tanggung jawab sepenuhnya ada di penulis artikel. (ang/ang)

Hide Ads