Teman Pinjam Uang, Beri Jangan? (1)

Teman Pinjam Uang, Beri Jangan? (1)

Ila Abdulrahman - Aidil Akbar Madjid & Partners - detikFinance
Jumat, 11 Jan 2019 08:18 WIB
Teman Pinjam Uang, Beri Jangan? (1)
Jakarta - Beberapa waktu yang lalu, grup telegram di mana saya bergabung "sedikit' ramai karena urusan pinjam meminjam, dengan berbagai alasan.

Ada yang untuk modal, ada yang alasan beli obat, bahkan dengan kalimat yang menyedihkan, " saya bersedia melakukan apapun untuk 300 ribu agar bias membeli obat". Benar atau tidak hanya dia dan Tuhan yang tahu.

Sebenarnya, jika ada yang meminjam, boleh ga sih kasih pinjam? Dari pos manakah diambilkan? Tidak ada ketentuan baku pos mana yang digunakan. Namun beberapa hal berikut dapat dijadikan bahan referensi jika hendak memberikan pinjaman.

1. Ada Tidak Duitnya?

Foto: Muhammad Ridho
Sebelum memberi pinjaman atau menolaknya, pastikan dulu ada tidak duitnya. Jika tidak ada, mudah, tinggal bilang, tidak ada yang dipinjamkan.

Kategori "ada" adalah duit bebas. Untuk menentukan ada tidaknya duit "bebas" fahami mana pengeluaran kita yang bersifat kebutuhan dan mana yang bersifat keinginan, mana "needs" mana "wants". Pengeluaran yang bersifat kebutuhan harus dipenuhi, karena jika tidak, mengancam kehidupan. Contohnya sadang, pangan, dan tempat tinggal. Sedangkan 'wants" adalah pengeluaran yang jika tidak dipenuhi, kita akan baik-baik saja. Namun dewasa ini banyak hal yang bergeser, dimana dulunya bersifat sebagai keinginan, akhirnya menjadi kebutuhan. Misalnya, dahulu untuk sikat gigi cukuplah sikat dan pasta gigi, namun sekarang menjadi, sikat gigi, pasta gigi, dental floss dan mouthwash. Atau untuk mencuci dahulu cukup sabun sekarang menjadi detergent, pewangi , pelembut pakain, dsb.

Dalam ilmu perencanaan keuangan kecukupan kebutuhan "needs"itu adalah,, terpenuhinya kewajiban sosial, membayar kewajiban cicilan utang, memenuhi kebutuhan investasi , dan kebutuhan hidup sehari-hari, agar ada energi untuk terus membantu orang lain. Makan itu kebutuhan, makan apa itu keinginan.

Ketika kebutuhan diri sendiri 4 pos diatas sudah terpenuhi boleh-boleh saja sisanya dipinjamkan. Poin pentingnya adalah kebutuhan keluarga tidak terganggu jika memberi pinjaman kepada orang lain.

2. Mengapa Kita Perlu Memberi Pinjaman?

Foto: Muhammad Ridho
Tanyakan alasan mengapa kita memberi pinjaman. Apakah karena dia memang butuh dibantu , butuh dipinjami atau karena relationship.

Berhati-hati jika memberi pinjaman dengan alasan pertemanan, persahabatan, persaudaraan, karena ketika terjadi piutang macet, hubungan pertemanan atau persahabatan menjadi rusak.

Pepatah mengatakan " darah boleh saudara, tapi uang, tidak!"

3. Untuk apa?

Foto: Muhammad Ridho
Pernah gak, jengkel sama yang pinjam duit, kitanya berusaha mengada-adakan agar ada yang dipinjamkan, ternyata setelah itu kita melihat postingan ig nya sedang berfoya-foya? Nah, ketika kita ada duitnya yang dipinjmkan ga ada salahnya menanyakan, untuk apa uang itu. Jangan sampai kejadian menjengkelkan itu terulang.

Baiknya kita meminjamkan adalah untuk yang bersifat "kebutuhan" bukan yang sifatnya untuk "Pernah gak, jengkel sama yang pinjam duit, kitanya berusaha mengada-adakan agar ada yang dipinjamkan, ternyata setelah itu kita melihat postingan ig nya sedang berfoya-foya? Nah, ketika kita ada duitnya yang dipinjmkan ga ada salahnya menanyakan, untuk apa uang itu. Jangan sampai kejadian menjengkelkan itu terulang.

Baiknya kita meminjamkan adalah untuk yang bersifat "kebutuhan" bukan yang sifatnya untuk "wants". Misalnya pinjam untuk makan, bayar sekolah anak, bayar biaya pengobatan atau untuk hedon atau bisnis. Kita juga perlu kroscek apakah benar untuk kebutuhan tersebut, kecuali kita mau bikin pagar, agar tidak dijadikan langganan.

Ingat kata mencegah lebih baik daripada mengobati? Nah, bagaimana caranya agar kita jangan sampai harus meminjam? Artinya anda harus sehat secara keuangan, termasuk juga memiliki dana darurat dan lain sebagainya.

Lalu bagaimana cara mempersiapkannya? klik next

Ikut Workshop Perencanaan Keuangan

Foto: Muhammad Ridho
Anda bisa belajar dari mengikuti workshop yang dilaksanakan oleh tim IARFC Indonesia atau tim AAM & Associates.

Di Jakarta dibuka workshop sehari tentang bagaimana cara Mengelola Gaji dan Mengatur Uang bulanan dan Belajar dan Teknik Menjadi Kaya Raya dan juga workshop sehari tentang Reksadana. Kelas juga akan diadakan di kota JOGJAKARTA, info bisa dilihat di sini dan di sini.

Untuk ilmu yang lebih lengkap lagi, anda bisa belajar tentang perencanaan keuangan komplit, bahkan bisa jadi konsultannya dengan sertifikat Internasional bisa ikutan workshop Basic Financial Planning info http://bit.ly/BFP0119 selain itu ada workshop Intermediate Financial Planning dan Advance Financial Planning.

Info lainnya bisa dilihat di www.IARFCIndonesia.com (jangan lupa tanyakan DISKON paket) Anda bisa diskusi tanya jawab dengan cara bergabung di akun telegram group kami "Seputar Keuangan" atau klik t.me/seputarkeuangan. Di artikel berikutnya kita akan bahas sambungan tentang pinjam meminjam duit termasuk juga etika pinjam meminjam.

Halaman 2 dari 5
(dna/dna)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads