Nah kalau sampai tidak tercapai seperti ini, sebenarnya dimana letak kesalahannya? Perlukah kita mempunyai resolusi keuangan baru setiap tahun? Ataukah kita membenahi dulu kegagalan tahun kemarin?
Dalam artikel sebelumnya sudah dibahas penyebab nomor 1 kenapa solusi keuangan anda gagal. Nah, dalam artikel kali ini kita bahas alasan ke 2 kenapa resolusi keuangan anda kemudian bisa jadi gagal? Apakah itu?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain resolusi keuangan yang terlalu abstrak, target yang terlampau drastis juga biasanya akan menggagalkan resolusi keuangan yang telah anda buat di awal tahun. Biasanya, resolusi keuangan drastis itu dimulai dengan kata "menghilangkan".
"Menghilangkan kebiasaan naik ojek online", "Menghilangkan ngafe setiap pulang kerja", dan "Menghilangkan browsing di online shop" adalah kalimat populer yang menjadi resolusi keuangan orang-orang karena dianggap sebagai sebuah kebiasaan yang menguras dana.
Bukan sebuah resolusi yang jelek, tetapi resolusi tersebut sangatlah drastis bagi siapapun yang memiliki kebiasaan apapun yang ingin dihilangkan. Sehingga, karena terlalu drastis, resolusi semacam itu pada akhirnya sulit untuk dilakukan dan cenderung akan ditinggalkan oleh si pembuatnya.
Patut anda ketahui bahwa sebuah kebiasaan tidak menjadi kesenangan yang timbul dalam satu malam. Anda "membangunnya" berhari-hari, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun sehingga hal tersebut menjadi kebiasaan anda. Sehingga, akan terasa sangat "menyakitkan" bagi anda bila menghilangkannya begitu saja.
Jadi, bila saat ini anda masih memiliki resolusi dimana kata di awal kalimatnya adalah "menghilangkan" coba diubah menjadi "Mengurangi dan mengubahnya menjadi". Misalnya, dalam satu minggu saya ingin mengurangi naik ojek online dari 7 kali menjadi 4 kali dan 3 kalinya saya ubah menjadi naik kendaraan umum lainnya yang lebih murah".
Bila anda ingin yang lebih mudah, misalnya anda memiliki resolusi menghilangkan kebiasaan berbelanja online, ubah resolusi anda dari meng-unistall aplikasi online shop, menjadi unfollow beberpa akun-akun online shop di instagram secara bertahap.
Meski menghilangkan sebuah hal yang sudah menjadi kebiasaan bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilakukan, tapi bukan mustahil untuk dilakukan. Setuju ya?
Oleh sebab itu belajarnya membuat target yang SMART. Apa itu singkatan dari SMART? Dibahas di workshop dan kelas yang dilaksanakan oleh tim IARFC Indonesia atau tim AAM & Associates.
Di Jakarta dibuka workshop sehari tentang bagaimana cara Mengelola Gaji dan Mengatur Uang bulanan dan Belajar dan Teknik Menjadi Kaya Raya dan juga workshop sehari tentang Reksadana. Ada juga workshop khusus tentang Asuransi membahas Keuntungan dan Kerugian dari Unitlink yang sudah anda beli.
Karena banyak permintaan, dibuka lagi workshop Komunikasi yang memukau lawan bicara anda (menghipnotis), cocok untuk anda orang sales & marketing, untuk komunikasi ke pasangan, anak, boss, anak buah, ke siapapun, info.
Untuk ilmu yang lebih lengkap lagi, anda bisa belajar tentang perencanaan keuangan komplit, bahkan bisa jadi konsultannya dengan sertifikat Internasional bisa ikutan workshop Basic Financial Planning dan workshop Intermediate dan Advance Financial Planning di Pertengahan Info lainnya bisa dilihat di www.IARFCIndonesia.com (jangan lupa tanyakan DISKON paket)
Anda bisa diskusi tanya jawab dengan cara bergabung di akun telegram group kami "Seputar Keuangan" atau klik di sini.
Di artikel berikutnya kita akan bahas penyebab terakhir kenapa resolusi keuangan anda selalu gagal untuk dicapai. Dan bila memungkinkan kita akan bahas apa itu SMART.
Baca juga: Dapat Bonus Akhir Tahun? Habiskan Saja (1) |
Disclaimer: artikel ini merupakan kiriman dari mitra yang bekerja sama dengan detikcom. Redaksi detikcom tidak bertanggung jawab atas isi artikel yang dikirim oleh mitra. Tanggung jawab sepenuhnya ada di penulis artikel. (ang/ang)











































