Mengatur Penghasilan Bulanan

Mengatur Penghasilan Bulanan

Prita Hapsari - detikFinance
Kamis, 29 Agu 2019 08:00 WIB
Foto: ilustrasi/thinkstock
Jakarta - Sebagai pekerja, gaji adalah sumber pemasukan utama bagi keuangan rumah tangga. Namun, mengapa gaji setiap bulan terasa tidak pernah cukup? Masalah klasik ini memang sering dirasakan oleh banyak masyarakat terutama yang tinggal di kota-kota besar.

Keluhan akibat gagal menabung pun kerap dilontarkan karena untuk hidup sehari-hari saja mungkin terpaksa berutang. Bagaimana sebenarnya pengelolaan penghasilan bulanan yang baik? Ini dia jawabannya:

1. Pos untuk kebutuhan berzakat dan sosial. Bagi kaum Muslim yang sudah wajib zakat, maka setiap bulan dapat mengalokasikan penghasilan untuk membayar zakat. Selainitu, kebutuhan untuk membantu keluarga besar, sosial dan lainnya sebaiknya disisihkan dalam pos terpisah. Alokasinya bisa hingga 5% dari penghasilan bulanan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

2. Pos untuk dana darurat dan pembayaran proteksi. Dana darurat adalah dana yang dicadangkan untuk kebutuhan tak terduga seperti musibah, pengeluaran yang tidak diposkan sebelumnya, dan lainnya. Selain itu, penting juga bagi setiap rumah tangga untuk memiliki proteksi keuangan minimal dalam bentuk kepesertaan BPJS Kesehatan dan kepemilikan polis asuransi jiwa.

Alokasi untuk pos pengeluaran tak terduga dapat mencapai 10% dari penghasilan bulanan.

3. Pos pengeluaran rumah tangga. Setiap rumah tangga sebaiknya melakukan skala prioritas pengeluaran berdasarkan pos yang wajib, diperlukan, dan sebaiknya ditunda atau dihindari. Pengeluaran wajib contohnya adalah belanja dapur dan pengeluaran listrik. Pengeluaran yang diperlukan contohnya pengeluaran biaya kesehatan dan investasi untuk mewujudkan keinginan.

Sedangkan, pengeluaran yang dapat dihindari misalnya biaya asisten pribadi yang berlebihan, tergoda promosi belanja bulanan, boros listrik dan pengeluaran transportasi.

4. Pos pengeluaran cicilan pinjaman. Bijak menyikapi pinjaman apabila Anda mengutamakan untuk kebutuhan yang baik seperti pinjaman rumah dan pinjaman usaha.

Jumlah cicilan per bulan sebaiknya di bawah 30% dari penghasilan bulanan. Apabila sudah melebihi angka tersebut, maka sebaiknya pembelian lain ditunda
terlebih dahulu.

5. Pos untuk tabungan dan berinvestasi. Setidaknya 15% dari penghasilan bulanan harus disisihkan untuk kebutuhan hidup di masa nanti. Saya sarankan 5% dari penghasilan bulanan dapat digunakan untuk menabung guna pembelian barang dalam jangka waktu di bawah 1 tahun.

Sedangkan, 10% dari penghasilan bulanan harus diinvestasikan untuk berbagai tujuan keuangan di masa depan seperti dana pendidikan kuliah anak, dana pensiun keluarga, dan lainnya.

6. Pos pengeluaran gaya hidup. Setiap rumah tangga memiliki prioritas yang berbeda dalam hal kesukaan terhadap kegiatan kuliner, fashion, hobi, dan lainnya. Apa pun pilihannya, saya sarankan agar hanya mengalokasikan 10% dari penghasilan bulanan untuk berbagai kebutuhan gaya hidup.

Live a beautiful life!


(dna/dna)

Hide Ads