Cara Pintar Kelola Keuangan buat Content Creator Penghasilan Tak Tetap

Erika Dyah - detikFinance
Rabu, 04 Agu 2021 17:30 WIB
Foto: Mandiri Virtual Talk
Jakarta -

Content Creator menjadi salah satu profesi yang kini digandrungi oleh kaum milenial. Kendati demikian, profesi ini tak memiliki fixed income (penghasilan tetap) sehingga para content creator perlu pintar-pintar mengelola keuangan seperti yang dilakukan oleh Nanda Arsyinta.

Perempuan muda kelahiran 1998 silam ini sudah menggeluti dunia content creator sejak 10 tahun lalu. Mulanya, ia menggunakan platform YouTube untuk membagikan vlog berisi kesehariannya hingga kini serius menggeluti pekerjaan sebagai Beauty Vlogger. Ia pun kerap mengeksplor kemampuannya mulai dari membuat konten korean make up look, hingga kini fokus di pembuatan make up transisi dengan metode face painting.

Dalam Mandiri Virtual Talk Ep.9 bertajuk 'Mengatur Keuangan ala Creator Muda', Nanda mengungkap kesenangannya bekerja sebagai content creator sebab pekerjaan ini dirasa seperti hobi yang dibayar. Ia pun mengaku telah mendapatkan dukungan dari orang tua untuk terus menggeluti bidang ini, terlebih pekerjaannya sebagai beauty vlogger ini telah berhasil menghasilkan pundi-pundi rezeki.

Ia pun berkisah mulanya hanya membuat konten dari HP, hingga akhirnya mendapat tawaran endorse juga penghasilan dari YouTube. Penghasilan itulah yang ia jadikan modal untuk membeli kamera, ring light, dan peralatan pendukung lainnya.

"Aku anggap juga sebagai investasi kan karena dipakai terus, nggak ada salahnya beli karena berguna juga. Alhamdulillah, sudah terkoordinasi dengan baik antara budget dan income sekarang," ungkap Nanda dalam Mandiri Virtual Talk Ep.9 dikutip Rabu (4/8/2021).

Menurutnya, membeli peralatan mahal untuk modal membuat konten menjadi investasi tersendiri. Apalagi kini Nanda telah memiliki lebih dari 1,5 juta pengikut (subscribers) di YouTube-nya. Meski demikian ia juga menekankan pentingnya budgeting untuk pembuatan konten yang ia lakukan.

"Aku harus tahu budget aku per hari, per minggu, per bulan. Konten juga keluar per minggu. Karena kan harus konsisten, per minggu mau nggak mau harus ada pengeluaran tapi tetap harus di-budgetin juga," ujar Nanda.

Selain mengatur budgeting untuk pembuatan konten, Nanda juga menyadari pentingnya perencanaan keuangan. Bahkan, di usianya yang terbilang muda, ia sudah cukup melek akan financial planning ini. Ia mengungkap prinsip budgeting harian, mingguan, dan bulanan ini pun ia terapkan dalam kehidupan pribadinya.

"Aku budgeting dulu pengeluaran per hari, minggu, bulan. Baru disisihin. Jadi selama dapat penghasilan, nggak langsung dibelanjain. Misal 10% tabungan, 20% investasi, 10% amal, jadi harus dipersenin. 40% baru untuk kebutuhan sehari-hari. Sisanya 20% baru untuk beli barang-barang yang aku mau atau buat jalan-jalan," paparnya.

Menurutnya, perencanaan keuangan harus dilakukan sejak dini. Salah satu caranya, dengan mengalokasikan pendapatan yang dihasilkan ke dalam pos-pos tertentu.

Uniknya, Nanda juga memiliki kiat khusus untuk mencegah perilaku boros ataupun konsumtif yang menjadi bagian dari perencanaan keuangannya.

"Aku maksain jangan terlalu boros. Aku diajarin untuk beli barang kalau kita udah punya 10x lipat dari harga barang tersebut, tapi disesuaikan ya. Misalkan yang mau dibeli rumah ya nggak bisa gitu," tutur Nanda.

Dalam Mandiri Virtual Talk Ep.10 bertajuk 'Resolusi Keuangan Content Creator', Nanda pun berpesan untuk sesama milenial agar dapat menentukan tujuan/goals serta resolusi yang ingin dicapai. Menurutnya hal ini dapat mempermudah milenial mengatur keuangan demi meraih tujuan tersebut.

"Ketika kita sudah tahu tujuan kita pasti kita bakal lebih semangat kan mencapai tujuan itu biar cepat-cepat dapat. Jangan lupa untuk konsisten juga. Jangan sampai resolusinya tinggi nih, tapi 'entar aja deh' atau 'besok aja deh'. Ditunda-tunda ujung-ujungnya resolusi mundur," imbuhnya.

Sementara itu, Investment Specialist dari Asset Allocation & Research Bank Mandiri, Diaz Adritya Putra menilai mindset perencanaan keuangan yang dilakukan Nanda sudah tepat.

"Gak banyak orang yang mau menurunkan gengsi, dari sisi mindset udah oke banget. Dari sisi pengelolaan juga udah cocok banget sih. Kalau belum punya proteksi itu bisa dipertimbangkan juga untuk mempersiapkan, kita nggak tahu kan risiko yang akan kita hadapi seperti apa ke depannya," ujar Diaz.

Diaz menjelaskan penyempurnaan berikutnya dalam perencanaan keuangan setelah mengetahui pengeluaran dan memiliki proteksi adalah menyisihkan dana darurat.

"Dana darurat itu banyak yang nanya juga idealnya berapa? Idealnya itu 3x dari pengeluaran tiap bulan. Misalkan pengeluarannya Rp5 juta tiap bulan, dana daruratnya Rp15 juta. Kalau misalkan dana daruratnya udah ada kemudian bisa dipertimbangkan masuk ke investasi. Kalau mau memulai persiapan untuk pensiun atau misalkan belum ada tujuan tertentu juga gapapa yang penting dimulai investasinya," terangnya.

Menurut Diaz perencanaan keuangan merupakan hal penting yang harus dilakukan, sebab dibutuhkan perencanaan dalam menjalani setiap aspek kehidupan. Tak terkecuali soal keuangan.

"Sekarang mudah banget kalau misalkan mau belajar soal financial planning medianya udah banyak banget. Yang paling susah itu kedisiplinan terhadap tujuan itu sendiri. Kadang kita sudah belajar banyak banget tapi nggak dijalanin," pungkasnya.



Simak Video "Cara Simpel Hitung Dana Darurat Menurut Perencana Keuangan"

(mul/hns)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork