Momen awal tahun dipergunakan sebagian besar masyarakat untuk menyusun resolusi, termasuk di antaranya resolusi keuangan. Bentuknya pun bervariasi, menyesuaikan dengan keinginan dan kebutuhan dari tiap-tiap individu.
Beberapa wujud resolusi yang kerap disebut-sebut masyarakat antara lain seperti ingin membeli aset rumah, berangkat umrah, hingga menggelar acara pernikahan. Tentunya, resolusi seperti ini membutuhkan dana yang tidak sedikit untuk mewujudkannya.
Lalu, hal-hal apa saja yang perlu dipertimbangkan demi mewujudkan resolusi tersebut?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perencana keuangan, Aidil Akbar mengatakan, perlu untuk melihat kemampuan keuangan terlebih dulu sebelum memutuskan untuk membeli aset. Salah satu contohnya dalam pembelian rumah, masyarakat perlu menghitung berapa besaran pendapatan dan berapa budget yang diperlukan untuk membeli rumah tersebut.
"Nomor satu, sudah berhitung belum dari gaji itu cukup untuk cicilan rumah? Atau berapa rupiah cicilan rumah yang dibutuhkan? Karena kan nanti kemampuan untuk beli rumahnya dari situ," katanya, kepada detikcom, Senin (02/01/2022).
Misalnya, seseorang memiliki gaji sebesar Rp 10 juta, menurutnya, orang tersebut bisa membeli rumah di harga sekitar Rp 500 jutaan dengan kisaran cicilan Rp 3,3 jutaan per bulannya. Setelah merancang perhitungan awal ini, Aidil mengatakan, barulah orang tersebut mencari lokasi rumahnya, menyesuaikan dengan kemampuannya membayar cicilan bulanan.
"Nyicil rumah kan komitmen jangka panjang. Jadi dia ngitungnya berdasarkan kemampuan membayar cicilan bulanan, bukan berdasarkan keinginan rumah yang dia mau beli. Karena kalau nggak, ntar budgetnya nggak masuk," terangnya.
Lebih lanjut, Aidil menerangkan, dari situlah orang tersebut bisa menghitung berapa DP yang harus dikeluarkannya. Nah selanjutnya, orang tersebut bisa memproyeksikan berapa waktu yang dibutuhkannya untuk mengumpulkan uang DP, sesuai dengan kemampuannya dalam membayar cicilan per bulan.
"Dengan DP misalnya, anggaplah Rp 150-200 juta. Maka, kalau saya cuma bisa nyicil Rp 3 juta per bulan, maka butuh waktu buat DP-nya aja saya butuh ngumpulin 3 tahun, 4 tahun, gitu. Ngitungnya dibalik, dari kemampuan kita bayar cicilan dulu. Bukan dari harga rumahnya," jelas Aidil.
Begitu pula dengan resolusi lain seperti pergi umrah maupun menikah. Menurutnya, semua tetap perlu memperhitungkan kemampuan finansial sekaligus target realisasi resolusi tersebut tercapai. Semisal gajinya Rp 10 juta tadi, sementara biaya umrah Rp 35 juta. Menurutnya, masih bisa dicicil Rp 3 juta per bulan hingga akhir tahun.
"Tapi dengan gaji segitu belum tentu semua ini (umrah dan rumah) bisa terealisasi bersamaan di 2023. Jadi 2023 itu bisa jadi resolusi untuk memulai. Kalau dia nggak punya tabungan, nggak punya apa-apa, berarti kan dia habis Rp 3 juta perbulan untuk nyicil umrah. Artinya dia nggak bisa nyicil DP rumah," ujar Aidil.
"Artinya harus ada yang dikompromikan dong? Bisa jadi umrahnya tahun depan, DP rumahnya baru bisa terlaksana misal 2025. Supaya Rp 3 juta perbulan itu bisa dialokasikan 50% buat umrah dan 50% untuk DP rumah," tambahnya.
Lain halnya dengan mereka yang berpenghasilan puluhan juta. Menurutnya, bisa saja semua resolusi tersebut terwujud dalam waktu bersamaan. Menurutnya, salah satu yang bisa dilakukan masyarakat yang gajinya terbatas ialah dengan memulai financial planning sebagai resolusi di 2023.
"Bila kita ingin membaliknya, jadi income kita yang harus mampu mengejar harga rumah impian kita, maka usaha kita pun harus ditingkatkan untuk bisa dapat income yang lebih besar lagi. Cara yang paling masuk akal untuk bisa mengejar ketertinggalan tersebut dalam waktu singkat adalah dengan berbisnis ataupun melakukan pekerjaaan yang memungkinkan kita mendapatkan income yang tidak terbatas," katanya.
Andy juga mengatakan, orang tersebut juga bisa menambah pendapatan dengan memanfaatkan instrumen investasi seperti trading di pasar saham ataupun Forex. Namun kekurangannya, diperlukan modal awal yang tentunya cukup besar dan resiko yang besar pula.
Simak Video "KuTips: Tips Mengatur Keuangan Biar Cepat Kaya!"
[Gambas:Video 20detik]
(zlf/zlf)