Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkap alasan mengapa harus melakukan investasi, terutama bagi mahasiswa. Alasan utama mengapa investasi itu penting adalah inflasi atau peningkatan harga-harga secara umum dalam suatu perekonomian yang berlangsung secara terus-menerus.
Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Friderica Widyasari Dewi, mengatakan melalui investasi, dana yang disimpan itu tidak hilang begitu saja. Dana yang diinvestasikan bisa mendapatkan keuntungan di kemudian hari.
"Contoh paling gampang beli burger Big Mac, zaman saya harganya Rp 4.000, jangan tanya tahun berapa. Lama banget, sekarang sudah nggak dapat. Saya waktu itu beli motor Rp 2 juta, sekarang sudah berapa. Intinya ada unsur namanya inflasi kita bisa nyimpan uang kita, supaya return-nya bisa mengalahkan inflasi uang kita pakai nanti bisa digunakan," ungkapnya dalam acara dPreneur Kelas Investasi powered by OJK di Auditorium FEM IPB, Bogor, Selasa (28/2/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, investasi juga berguna untuk keperluan yang membutuhkan biaya besar ke depan. Ia mencontohkan untuk biaya menikah, biaya setelah menikah, hingga kebutuhan lainnya karena jumlah dana hari ini bisa saja berkurang pada beberapa tahun ke depan. Untuk itu, diperlukan kecakapan dalam mengatur keuangan.
"Menjadi sejahtera, bukan tergantung seberapa banyak yang kita miliki bagaimana kita me-manage uang kita. Kalau nanti kerja euforia gaji pertama itu seru, kita manage gaji kita apakah gajian kita bisa survive untuk gaji berikutnya. Me-manage dari sekarang itu bisa menentukan bisa survive gajian berikutnya, bisa nyimpan, bisa menabung, dan bisa investasi," ungkapnya.
Friderica menjelaskan ada beberapa hal yang perlu disiapkan untuk berinvestasi, pertama pahami karakter diri, hal ini berkaitan dengan jangka waktu investasinya berapa lama, ketersediaan dana, ketersediaan waktu, sensitivitas terhadap risiko, dan kemampuan analisis.
"Pahami kondisi keuangan sendiri. Perlu diperiksa rasio pendapatan/pengeluaran, rasio utang, arus kas dan free cash flow dan margin of safety," lanjutnya.
OJK mengingatkan agar terlebih dahulu mengecek perusahaan atau tempat investasi apakah tercatat atau tidak di OJK. Hal ini diperlukan agar masyarakat terutama anak muda tidak terjebak dengan investasi ilegal.
![]() |
Dukungan akses investasi generasi milenial dan Gen Z juga menjadi perhatian perbankan pelat merah seperti PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk.
Lewat anak usahanya, BNI Sekuritas, BNI menghadirkan Digital Financial Center & Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia di Vokasi Universitas Indonesia yang terletak di Gedung Business Center Vokasi Universitas Indonesia (UI) belum lama ini.
Tujuan tak lain adalah untuk mempermudah layanan finansial dalam mengembangkan inklusi keuangan masyarakat seiring perkembangan teknologi dan juga memperkenalkan edukasi mengenai pasar modal sejak dini kepada dunia akademis, serta sebagai wadah pembinaan SDM di dunia pasar modal Indonesia.
Dengan demikian, selain bisa mendapat informasi lengkap tentang berinvestasi, masyarakat juga bisa terhindar dari risiko terjerumus ke dalam investasi bodong.
(ada/ara)