Awal tahun merupakan momen yang tepat untuk memulai hal baru, salah satunya berinvestasi. Sama halnya dengan capaian atau 'goals' pada umumnya, memulai investasi pada awal tahun berujung kandas karena tidak konsisten.
Perencana keuangan dari Tata Dana, Teja Sari, membagikan tiga kesalahan yang sering dilakukan ketika memulai investasi. Apa yang harus dihindari saat memulai berinvestasi? Yuk simak di sini:
Mulai dengan jumlah yang besar
Salah satu cara agar konsisten memulai berinvestasi adalah dengan menanam uang dengan nilai yang kecil. Nilai yang besar tanpa perhitungan tepat meningkatkan risiko kerugian. Alhasil, investasi tidak berlanjut, bahkan dompet berujung kandas.
Teja mengungkapkan agar memulai memulai investasi dengan angka yang lebih kecil dengan memilih instrumen investasi berisiko rendah, seperti reksadana pendapatan tetap. Berinvestasi dengan nilai yang lebih kecil akan membuat Anda merasa nyaman dan aman untuk menjalankannya secara konsisten.
"Mulai dengan nilai kecil biar nggak salah pilih. Jadi, nggak rugi juga. Kalau mulai kecil, 'kan bisa dari uang kita punya. Minimal 10% aja," jelas Teja.
Meminjam untuk memulai
Keinginan untuk mendapatkan return yang besar membuat beberapa orang cenderung berinvestasi dengan nilai yang besar sehingga tak jarang orang meminjam uang untuk memulai. Hal ini dapat berakibat fatal karena kurangnya pengalaman berinvestasi dan tetap harus melunasi pinjaman.
"Intinya, jangan pakai uang pinjaman buat mulai investasi. Jangan pinjam saudara apalagi pinjaman online," tekan Teja.
Ikut-ikutan tren
Topik berinvestasi kian hari kian ramai menjadi topik pembicaraan di kalangan influencer dan masyarakat. Beberapa influencer juga menjadi brand ambassador di suatu aplikasi instrumen investasi. Menurut Teja, ada baiknya pemula tidak mengikuti tren untuk memulai investasi.
Ia menyarankan agar pemula mencari tahu terlebih dahulu instrumen investasi apa yang mereka inginkan dan disesuaikan dengan jangka waktu investasi. Setelah itu, tentukan risiko yang ingin diambil.
"Mulai belajar satu produk investasi aja. Reksa dana aja dulu atau saham. Nggak harus semuanya, salah satu aja. Cari tau profil risikonya. Biar Nggak salah," jelas Teja.
Berinvestasi untuk mencapai financial freedom merupakan mimpi besar yang masih bisa dicapai di tahun 2024. Jangan sampai salah langkah akibat hal-hal ini ya, detikers!
(kil/kil)