5 Tips Investasi Hasil Berkaca dari Krisis 2008

5 Tips Investasi Hasil Berkaca dari Krisis 2008

- detikFinance
Senin, 16 Sep 2013 13:00 WIB
5 Tips Investasi Hasil Berkaca dari Krisis 2008
Jakarta - Lima tahun lalu, ekonomi dunia terkena guncangan gara-gara krisis. Krisis tersebut dipicu bangkrutnya Lehman Brothers di Amerika Serikat (AS).

Kerugian yang terjadi di AS saat itu sangat parah, Dow Jones jatuh 5.000 poin, kapitalisasi pasar saham Wall Street anjlok lebih dari US$ 7 triliun. Membuat sistem keuangan AS rapuh hingga menjalar ke seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Setelah lima tahun berselang, ekonomi AS yang jadi biang keladi krisis ekonomi kini sudah mulai membaik dan empat menembus rekor tertinggi sepanjang masa di pertengahan tahun ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun sayang, yang terjadi di Indonesia malah sebaliknya. Setelah bertahan dengan baik di 2008, ekonomi Indonesia. Nah, dengan berkaca ke krisis 2008 lalu, apa saja pelajaran yang bisa dipetik? Berikut ini tipsnya seperti dikutip dari CNN, Senin (16/9/2013).


1. Jangan simpan investasi di satu sektor

15 September 2008: Bangkrutnya Lehman Brothers mulai terasa. Saham-saham berjatuhan, bukan saham perusahaan yang jelek, tapi perusahaan-perusahaan raksasa yang selama ini menguasai pasar dunia.

Anjloknya saham-saham blue chip ini menggerus harta para investor. Saham-saham finansial yang selama ini jadi primadona, dengan pertumbuhan 39% per tahun, langsung jatuh sangat dalam.

Kerugian ini bisa dihindari jika Anda berinvestasi di berbagai sektor, sehingga saat satu sektor jatuh cukup dalam, mungkin sektor lain hanya berkurang tipis saja atau bahkan naik.

16 Oktober 2008: Hanya dalam sebulan, investor menarik dana hingga US$ 71 miliar (Rp 710 triliun). Hanya orang terkaya ketiga di dunia, Warren Buffett, yang menyatakan saatnya beli saham. Intinya, Anda harus berani untuk tidak ikut-ikutan tapi ambil kesempatan saat pasar sedang turun. Pasar turun berarti banyak saham yang diskon.

11 Desember 2008: Bernard Madoff dibekuk karena dugaan melakukan penipuan investasi melalui skema Ponzi. Pelajaran yang bisa dipetik, investasi yang menawarkan keuntungan sangat besar dan mudah itu mustahil dan bisa jadi penipuan belaka.

2. Beli dan tahan untuk jangka panjang

9 Maret 2009: Saat ini Indeks Dow Jones sudah kehilangan lebih dari setengah posisinya tahun lalu. Pasar saham belum benar-benar pulih sampai pada 2013 ini. Jadi jangan cepat-cepat ingin mendapatkan untung dalam waktu dekat, namanya juga lagi krisis, bersabarlah. Dalam beberapa tahun pasar saham akan kembali normal dan investasi Anda juga kembali membaik.

31 Maret 2013: price/earnings ratio untuk saham, berdasarkan keuntungan jangka waktu 10 tahun, turun ke titik terendahnya sepanjang masa di 13,3. Intinya, saat Anda beli saham jangan pikirkan keuntungan jangka pendek tapi di masa yang akan datang. Contoh, sejak Maret 2009 Indeks S&P 500 sudah tumbuh 22% per tahun.

4. Diversifikasi investasi lebih luas lagi

Pada 2008 lalu, tipe diversifikasi yang paling tokcer adalah investasi di saham dan obligasi. Nah, maju tiga tahun ke depan, setelah krisis finansial terjadi, instrumen investasi in tak lagi aman, apalagi dengan Eropa yang krisisnya tidak habis-habis.

Itu di luar negeri. Contoh nyata di dalam negeri adalah inevstasi emas yang dulu benar-benar jadi safe haven-nya investasi karena harganya yang tidak pernah fluktuatif dan selalu naik.

Tapi lihat sekarang, harga emas sudah layaknya harga saham. Sehari naik, dua hari turun, lalu naik lagi dan turun lagi. Pergerakan harga emas ini sudah sulit diprediksi.

Itulah mengapa diversifikasi yang luas sangatlah penting. Sebagian uang taruh di saham, sebagian di obligasi, sebagian di reksa dana, sebagian di dolar AS, sebagian di emas, dan sebagian lagi di tanah.

3. Mengejar keuntungan cepat biasanya gagal

6 Mei 2010: Indeks Dow Jones secara tiba-tiba anjlok 1.000 poin, indikasinya gara-gara ada kesalahan teknis dalam sistem trading yang membuat orang panik sehingga buru-buru melepas portofolionya. Pelajaran yang bisa dipetik, jika hari itu Anda sedang ingin mengambil keuntungan cepat, beli pagi-jual sore, tentunya Anda akan rugi besar. Makanya sebaiknya tetap pada rencana awal, yaitu beli dan tahan untuk jangka panjang.

5. Saham bisa pulih, trauma pelaku pasar terus melekat

5 Maret 2013: Indeks Dow Jones menembus posisi tertingginya sepanjang masa, hanya dalam lima tahun setelah terkena krisis ekonomi.

Kerugian yang terjadi saat krisis lalu akhirnya membuahkan hasil, bagi mereka yang sudah berani menempatkan dananya saat krisis terjadi. Ini menunjukkan, meski lambat, tapi pemulihan saham-saham akan tetap terjadi.

Meski saham bisa pulih, tapi trauma pelaku pasar dan otoritas tidak hilang begitu saja. Bisa terlihat dari sikap investor yang semakin hati-hati, pemerintah juga mengeluarkan undang-undang yang bisa diterapkan jika suatu saat ada indikasi krisis ekonomi akan kembali.
Halaman 2 dari 6
(ang/hen)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads