Direktur Pengembangan Bisnis PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Putut E Andanawarih mengatakan, masih banyak calon investor yang memperoleh informasi dari sumber yang kurang tepat, sehingga keputusan investasi yang dilakukan pun juga seringkali kurang tepat.
"Jadi 35% informasi didapat dari media massa, 20% dari staf atau tenaga kerja di bidang finansial. Sementara 72% mendapat informasi dari teman atau keluarga. Seringkali calon investor menanyakan pertimbangan investasi kepada orang yang sama-sama tidak tahu seperti teman atau keluarga," kata Putut dalam seminar di Sampoerna Strategic Square, Jakarta, Selasa (10/6/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari survei yang kami lakukan terhadap 509 orang di Jakarta, Surabaya, dan Medan, hanya 7% masyarakat yang tahu pasar modal. Dari 7% kurang dari 1% yang menggunakan pasar modal sebagai instrumen investasi," kata dia.
Kondisi yang sebaliknya justru terjadi di kelas aset dana tunai dan properti. Pemanfaatan sektor ini sebagai instrumen investasi oleh masyarakat masih menduduki peringkat pertama.
"Jadi 509 orang masih memilih dana tunai dan rumah bagi alternatif investasinya. Tingkat pemahaman masyarakat kita terhadap investasi. Investor kita lebih mengenal rumah dan dana tunai dibanding instrumen yang lain," paparnya.
Pemahaman yang minim tersebut membuat masyarakat seringkali terjebak pada risiko-risiko investasi yang tidak disadarinya sejak awal.
"Sebenarnya tidak salah menempatkan dana di investasi rumah. Cuma kan investasi di rumah punya tingkat risiko yang berbeda. Kembali ke konsep dasarnya, investasi tidak boleh hanya satu instrumen saja untuk memperkecil risiko. Misalnya beli rumah tidak murah, bagaimana untuk orang yang baru tapi tidak punya uang buat beli rumah, apa dia tidak bisa investasi. Nah reksa dana ini kan bisa jadi alternatif, sekarang kan sudah bisa beli reksa dana harga Rp 100.000-an," ungkap dia.
Untuk itu dirinya menyarakan agar masyarakat dapat mencari sumber investasi yang tepat dalam membuat keputusan berinvestasi. Menurutnya, masyarakat tidak perlu khawatir baru memiliki dana sedikit intuk diinvestasikan.
"Kalau kita tanya investasi yang paling bener adalah orang yang bekerja di industri investasi. Jangan khawatir misalnya kita baru punya Rp 100 ribu, karena memang kalau menanyakan soal investasi paling bener ya tanya ke ahlinya," pungkas dia.
(dnl/dnl)











































