Pergerakan naik dan turun pasar saham ini adalah peluang sekaligus malapetaka bagi para trader.
Peluang bagi siapa? Peluang bagi mereka yang mampu membaca pergerakan arah harga, mampu memanfaatkan momentum dari pasar saham, peluang bagi mereka yang dapat mengenali sikus dalam pasar saham.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: 'Bikin Duit' dari Rumah |
Malapetaka bagi siapa? Malapetaka bagi mereka yang tidak mampu mebaca pergerakan arah harga, tidak mampu memanfaatkan momentum dari pasar saham, malaptetaka bagi mereka yang tidak dapat mengenali siklus dalam pasar saham, tapi masih tetap memaksakan diri untuk trading.
Kenapa bisa menjadi malapetaka? Karena minimnya pengetahuan mereka akan membaca pergerakan harga, sehingga bukannya trading malah jadi gambling.
Maka dari itu alangkah lebih baik sebelum Anda melakukan beli dan jual saham, kenali terlebih dahulu strategi apa yang akan Anda gunakan.
Apakah Ada Strategi Terbaik?
Ada banyak sekali strategi di dalam trading, semuanya bisa memberikan Anda keuntungan jika Anda menggunakannya pada saat yang tepat. Dengan kata lain tidak semua strategi bisa diaplikasikan setiap saat. Karena pergerakan harga saham bergerak di dalam sebuah siklus, dan pada setiap siklus strategi yang Anda gunakan pun bisa berbeda - beda.
Contoh pada saat pasar saham sedang bullish tentu strategi trend following adalah strategi yang tepat untuk Anda, karena pergerakan arah harga memang cenderung naik.
Namun pada saat pasar saham sedang bearish Anda tidak bisa menggunakan strategi trend following, karena pergerakan harga memang cenderung turun. Lalu strategi apa yang bisa kita gunakan pada saat market sedang bearish atau berada dalam stage 1 atau stage 4? Anda bisa menggunakan strategi swing trading.
Bagaimana caranya? Yuk baca sampai habis penjelasan saya di bawah ini.
Baca juga: Sepak Terjang 3 Trader Legendaris Dunia |
1. Tentukan Kapan Waktu Beli
Perlu Anda ketahui, strategi swing trading itu berbeda sekali dengan strategi trend following. Seorang trend following bisa mendapatkan profit puluhan hingga ratusan persen itu ketika market sedang bullish/saat berada di stage 2. Lalu bagaimana dengan strategi swing trading? Swing trading mampu memanfaatkan ayunan-ayunan naik dan turun saham dalam siklus yang lebih kecil lagi dalam setiap fase.
Tentunya fase 2 tetap menjadi fase yang ideal juga untuk swing trading, namun untuk stage 1, 3 dan 4 tetap bisa dimanfaatkan untuk swing trading jangka pendek. Jadi, swing trading bisa dilakukan kapan pun ketika peluang itu kembali muncul.
2. Tentukan Waktu Profit Taking
Timing untuk profit taking merupakan waktu yang ditunggu-tunggu bagi trader. Seorang swing trader, bisa mendapatkan profit 5-10% dalam beberapa hari itu sudah lebih dari cukup. Sehingga ketika berbicara kapan waktunya swing trader melakukan aksi profit taking, setelah beberapa hari mencapai area 5-10% itu sudah cukup ideal. Mengapa demikian? Ketika saham sudah bergerak naik
agresif beberapa hari, maka biasanya saham itu mendekati daerah sebuah resisten kuat.
Resisten adalah area psikologis di mana ketika harga saham mendekati area tersebut, banyak orang melakukan aksi profit taking. Resisten bisa saja berupa garis horizontal, garis moving average, atau
daerah Fibonacci.
Ketika harga mendekati ini, sebaiknya Anda pun juga mengunci profit Anda sebelum harga berbalik turun. Namun, ketika harga saham bergerak sebaliknya, bahkan menjebol resisten ini dengan volume transaksi yang besar, maka Anda boleh buyback/masih hold saham tersebut karena harga akan semakin naik dalam beberapa hari ke depan.
3. Bagaimana Jika Harga Saham Tidak Naik Dan Tidak Turun?
Seorang swing trader akan menghadapi fase di mana harga sahamnya yang dibeli tidak naik dan tidak turun. Mungkin Anda berpikir, mau jual tapi takut harganya kembali naik atau mau hold terus sahamnya, padahal banyak saham-saham potensial yang terus muncul di running trade Anda.
Apa yang sebaiknya dilakukan? Be Flexible! Ya, jadilah seorang swing trader yang fleksibel. Fleksibel berarti Anda tetap objektif melihat chartnya. Jika harga saham tidak melanjutkan potensi untuk kembali naik, bergerak ke samping bahkan turun dari level beli kita, sebaiknya Anda keluar dulu dari saham tersebut. Ingatlah sebuah prinsip protect your capital.
Lindungilah modal Anda! Jika saham mengalami slow down, sebenarnya ini adalah wajar, namun sebagai swing trader yang cepat, Anda sebaiknya keluar dari saham tersebut dan cari saham potensial lainnya. Inilah yang membuat seorang swing trader gesit, mengumpulkan profit sedikit demi sedikit dan nantinya profitnya akan menjadi bukit. Be flexible dan be a smart swing trader! (dna/dna)