Mengintip Nasib Saham Dua Emiten yang Diguncang Badai PHK!

Mengintip Nasib Saham Dua Emiten yang Diguncang Badai PHK!

Almadinah Putri Brilian - detikFinance
Senin, 28 Nov 2022 07:00 WIB
Ilustrasi PHK
Foto: Ilustrasi PHK (Tim Infografis: Zaki Alfarabi)

Oleh karena itu dia memprediksi saham GoTo hingga akhir tahun masih berada dalam tren negatif. Menurutnya sangat sulit bagi saham GoTo untuk kembali ke harga IPO di level Rp 338.

Sementara Pengamat pasar modal lainnya Hans Kwee juga memiliki pendapat yang sama. Menurutnya perusahaan teknologi di seluruh dunia juga memiliki strategi serupa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tentu seluruh dunia perusahaan-perusahaan dunia di bidang teknologi atau apapun ketika mereka melakukan efisiensi itu positif ya karena me-laid off divisi yang kurang maksimal bagi mereka. Kemudian ya mendapatkan efisiensi lebih tinggi," ucap Hans.

Hans juga menilai efisiensi yang dilakukan GoTo belum cukup meyakinkan investor yang telah melihat kerugian perusahaan membengkak di kuartal III-2022. Namun menurut Hans emiten teknologi sedikit mendapatkan angin segar karena kenaikan suku bunga yang belakangan ini melambat.

ADVERTISEMENT

"Sebenarnya inflasi sudah sampai puncak jadi kenaikan bunga melambat dan perusahaan teknologi itu kan sangat terpengaruh akan suku bunga jadi kalau melambat tentu positif bagi perusahaan teknologi," terangnya.

2. ALTO

Berbeda dengan GoTo, saham ALTO justru turun saat perusahaan melakukan pengumuman PHK. Saham ALTO juga memang sedang dalam tren pelemahan berkepanjangan yang saat ini berada di level Rp 134. Padahal saham ALTO sudah pernah menyentuh level Rp 252.

Menurut Lanjar ALTO memang tidak bisa disamakan dengan GoTo. ALTO adalah saham dengan kapitalisasi kecil, sehingga hanya diminati oleh investor ritel dan spekulan.

Selain itu saham ALTO juga dalam tren pelemahan berkepanjangan. Penyebab utamanya memang karena kinerja keuangan yang terus memburuk.

"ALTO juga tidak begitu menarik karena dari pendapatannya yang mengalami penurunan yang cukup lumayan. Di tahun 2021 ALTO mengalami pendapatan naik 14% namun dari sisi laba ruginya, ALTO mengalami kerugian yang masih terus dialami sejak tahun 2014," terangnya.

Oleh karena itu, ketika perusahaan mengumumkan PHK yang disebabkan pabrik tutup justru semakin menambah sentimen negatif terhadap saham ALTO. Sebab artinya produktivitas perusahaan juga menurun.


(das/das)

Hide Ads