2023 Dihantui Resesi, Mending Nabung atau Investasi?

ADVERTISEMENT

2023 Dihantui Resesi, Mending Nabung atau Investasi?

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Senin, 02 Jan 2023 07:30 WIB
Poster
Foto: Edi Wahyono
Jakarta -

'Awan gelap' bakal bakal menyelimuti perekonomian dunia tahun 2023. Dunia dihadapkan oleh ancaman resesi global yang salah satunya dipicu oleh pengetatan moneter yang dilakukan oleh berbagai bank sentral melalui kenaikan suku bunga acuan.

Tentu saja, hal itu juga menjadi tantangan bagi Indonesia. Bagi masyarakat, hal ini juga menjadi tantangan karena juga menjadi pertimbangan dalam hal menempatkan kekayaannya. Lalu, bagaimana sebaiknya?

Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk, David Sumual menjelaskan, kondisi tahun tahun 2022 dan tahun 2008 hampir serupa. Pada tahun 2008, banyak kelas aset mengalami penurunan imbal hasil. Namun, ada beberapa kelas aset yang memiliki imbal hasil yang lumayan seperti US treasury.

Sementara, di tahun 2022 hampir semua kelas aset mengalami pelemahan.

"Kecuali mungkin yang pegang deposito aja," katanya kepada detikcom ditulis Senin (2/12/2023).

Di tahun 2023, David mengelompokan menjadi dua periode yakni periode awal dan akhir tahun. Menurutnya, untuk paruh pertama 2023, kondisinya tak jauh beda dengan tahun 2022. Menurutnya, bank sentral masih agresif mengerek suku bunga acuan.

Sementara, pasar saham cenderung ditinggal investor. Hal itu seperti halnya terjadi di luar negeri di mana saham-saham teknologi juga dihindari. Secara umum, kata dia, kinerja saham akan menurun.

Dia juga menilai, harga komoditas cenderung melemah. Pelemahan ini juga bakal berlanjut pada awal tahun 2023.

Bersambung ke halaman selanjutnya.

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT