Menurut Sekretaris Perusahaan ARTA Romy M Turangan, meski SD saat ini sedang dalam kondisi defisit Rp 456 miliar, perseroan yakin peluang investasi perhotelan Indonesia masih besar.
"SD merupakan salah satu hotel yang memiliki peringkat bintang empat dengan fasilitas convention hall dan meeting room yang lengkap," katanya dalam keterbukaan informasi di situs Resmi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (7/3/2011).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Penjualan ASI ini akan menjadi sumber dana pembelian SD," ujarnya.
Dalam 4 tahun ke depan, perseroan akan mengembangkan jaringan hotel SD, yaitu Redtop. Pengembangan dilakukan dengan cara renovasi dan menambah kapasitas meeting room sehingga Redtop menjadi convention centre terkemuka sehingga meningkatkan pendapatan.
"Perseroan juga akan melihat peluang untuk mengakuisisi atau membangun hotel baru di Jakarta dan kota-kota lain," ujarnya.
Dana yang akan dipakai untuk melakukan pengembangan hotel akan berasal tidak hanya dari laba ditahan, melainkan dari sumber eksternal seperti pinjaman bank dan penawaran saham terbatas (rights issue).
Saat ini, SD merugi sebanyak Rp 456 miliar atau setara 83% dari modal disetor perusahaan yang sebesar Rp 547 miliar. Kerugian terjadi akibat rugi selisih kurs dari konversi utang US$ 54 juta menjadi pinjaman rupiah pada tahun 1997-1998 serta beban bunga pinjaman.
(ang/hen)