Deputi Perumahan Formal Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) Pangihutan Marpaung mengatakan setidaknya ada beberapa indikasi yang mementahkan survei tersebut.
Misalnya Pangihutan mencontohkan pasca banjir besar di Jakarta tahun 2002 lalu, kementerian perumahan rakyat pernah mensurvei para masyarakat bantaran kali Ciliwung. Hasilnya 74% masyarakat pemukim di bantaran kali Ciliwung bersedia menghuni rumah susun sewa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebagian besar pembelinya masyarakat adalah mereka yang tadinya di Pondok Gede, Cikarang, Lemahabang yang kerja di Bekasi dengan menjual rumah tapak mereka," katanya kepada detikFinance, Rabu (2/5/2012)
Sebelumnya dari survei rumah123, sebanyak 91% konsumen lebih memilih membeli rumah tapak. Kenapa? Banyak faktor yang mendasari kenyataan tersebut, tak heran hingga saat ini penjualan hunian masih didominasi rumah tapak.
Menurut Sales Manager rumah123, Meddy H. Papinka ada dua alasan utama pembeli rumah di situs properti memilik bangunan horizontal atau tapak. Pertama, suplai hunian tapak di Indonesia masih lebih banyak dibanding apartemen atau kondominium.
Alasan lainnya adalah, faktor psikologis. "Orang masih belum sreg kalau tidak injak tanah. Ini hanya faktor psikologis. Budaya," jelasnya.
(hen/dnl)