Dahulu Dianggap Kampung, Kini Harga Tanah di Serpong Melesat Hingga Rp 15 Juta/Meter

Dahulu Dianggap Kampung, Kini Harga Tanah di Serpong Melesat Hingga Rp 15 Juta/Meter

- detikFinance
Kamis, 20 Des 2012 11:19 WIB
Jakarta - Harga tanah di Serpong, Tangerang Selatan Banten terus melaju pesat karena ditopang infrastruktur. Harga tanah di wilayah ini sudah mencapai Rp 15 juta/meter sehingga menimbulkan gap lebar dengan wilayah sekitarnya.

Selain itu, kenaikan harga tanah memang didukung oleh pengembang-pengembang kelas kakap yang rajin memperkenalkan klaster baru.

"Ya memang harganya sudah sangat tinggi, karena terjadi sinergi yang bagus pada pengembang besar," kata Direktur Sumarceon Serpong Sharif Benyamin saat berbincang dengan detikFinance, Kamis (20/12/2012).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menambahkan, pengembang di Serpong makin rajin berbenah dengan perbaikan infrastruktur.Selain itu, bermunculan rumah-rumah baru, dengan harga yang cenderung naik.

Pada periode 10 tahun lalu Serpong belum banyak dilirik oleh masyarakat sebagai hunian. Wilayah ini dianggap sebagai wilayah antah berantah namun kini Serpong makin ramai. Hunian paling murah pada klaster baru pun mencapai Rp 1 miliar.

"Dulu orang ke Serpong ogah, jauh. Dulu dibilang, Serpong kampung, tapi sekarang yang bilang itu nyesel-nyesel. Harga tanah dari Rp 5 juta, naik Rp 10 juta, lalu Rp 15 juta," paparnya.

Mengenai anggapan kenaikan harga rumah di Serpong adalah 'gorengan' pengembang, hal ini ditampik Benyamin. "Ada yang bilang harganya direkayasa, digoreng. Mana bisa properti digoreng," tegasnya.

Kenaikan harga tanah di Serpong lebih disebabkan tingginya permintaan dan akses yang relatif terjangkau.

Seperti diketahui, selain Summarecon juga ada BSD City dan Alam Sutera yang mengembangkan perumahan di Serpong. Karena lahan yang relatif terbatas, pengembang kini cenderung membangun rumah berharga minimal Rp 1 miliar.

Manajemen BSD City pun mengaku kenaikan harga properti di Serpong karena pengerjaan proyeknya yang tak kenal henti. BSD City merupakan bagian dari Sinarmas Land.

"Kenapa Serpong harganya naik, karena developer seperti kita terus launching produk baru, hingga pasar sekunder (rumah bekas) ikutan naik," kata Managing Director Corporate Strategy & Services Sinarmas Land Ishak Chandra.

(wep/hen)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads