PIP Tawarkan Jokowi Konsep Apartemen 20 Lantai di Tengah Jakarta

PIP Tawarkan Jokowi Konsep Apartemen 20 Lantai di Tengah Jakarta

- detikFinance
Minggu, 30 Des 2012 15:37 WIB
Makassar - Pusat Investasi Pemerintah (PIP) menawarkan kepada Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) untuk membangun proyek rumah rusun di tengah kota dengan tinggi 20 lantai dengan tujuan mengurangi kemacetan.

PIP merupakan satuan kerja sebagai operator investasi Pemerintah di bawah Menteri Keuangan.

Kepala PIP Kementerian Keuangan Soritaon Siregar mengaku, usulan tersebut mendapat respons positif dari Jokowi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita menawarkan konsep untuk mengatasi kemacetan. Tanggapannya positif dan sangat positif dan termasuk juga untuk mengatasi banjir," ujar Soritaon saat berbincang bersama detikFinance, di Bandara Internasional Sultan Hasanudin, Makassar, Sabtu (29/12/2012).

Ia menjelaskan, rumah murah tersebut nantinya memiliki konsep subsidi silang. Artinya, selain untuk tempat tinggal, bangunan tersebut perlu memiliki nilai komersil. Dia menyebutkan, bangunan setinggi 20 lantai tersebut, 5 lantai pertama digunakan untuk komersil, sementara sisanya dipakai untuk rumah susun (tempat tinggal).

"Kita lihat daerah di Kebon Kacang, di belakang HI, itu kan ada rusun. Nanti kita buat rusun yang benar-benar cross subsidi. Jadi lantai 1-5 untuk komersil, 6-20 untuk rusun. Jadi terjadi cross subsidi," jelasnya.

Dia membandingkan, konsep tersebut sudah lebih dulu dipraktekkan di negara tetangga, Kuala Lumpur yang cukup berhasil. Apalagi, kata dia, jumlah penduduk Indonesia yang tinggi perlu diantisipasi dengan pembangunan tempat tinggal di tengah kota.

"Coba bayangin kalau ada 5 ribu saja orang di rusun itu, berarti kalau 5 ribu itu katakanlah separuh pakai motor separuh pakai mobil, 2500 motor, 2500 mobil, berapa panjang itu, nah dengan dia disitu mereka nggak perlu keluar pakai mobil kan? Jadi mengurangi kemacetan," cetusnya.

Untuk itu, tingginya mobilitas penduduk Indonesia harus dibarengi dengan tata kelola ruang yang baik seperti juga yang dilakukan di negara-negara maju.

"Mengatasi kemacetan itu kita melihatnya mobilitas penduduk. Konsepnya itu penduduk yang menengah ke bawah itu mesti masuk ke tengah, jangan seperti sekarang kan masyarakat menengah ke bawah semuanya menyebar di Jakarta, jadi harus disatukan dibuat rumah susun di tengah kota, ini hampir di semua negara maju begitu. Ini konsep kita PIP, ini bukan ide nemu tapi berdasarkan case practise di Kuala Lumpur," terangnya.

Dia mengatakan, saat ini progres dari konsepnya itu masih dalam tahap Feasibilities Study (FS) dan berharap segera mendapat restu dari Jokowi.

"Tergantung DKI. Kita lagi pendekatan sama DKI, Pak Jokowi pasti lagi disibukin dengan kerjaan-kerjaan banjir. Berapa persennya belum masih dalam FS (feasibility study), Pak Jokowi hati-hati sekali," kata Soritaon.

(hen/hen)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads