Dikutip dari survei triwulan III-2013, Jumat (8/11/2013), BI mencatat secara tahunan atau year on year (YoY) rata-rata harga rumah mengalami kenaikan 13,51%, angka ini lebih tinggi dari kenaikan YoY triwulan II-2013 yang hanya 12,11%. BI juga mencatat pada periode triwulan III kenaikan harga rumah tertinggi terjadi pada tipe rumah kecil mencapai 18,49%.
"Berdasarkan wilayah kenaikan harga paling tinggi terjadi di Manado 22,96% dan Surabaya 20,24%," jelas survei tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, pada triwulan I-2013 lalu BI juga mencatat Kenaikan harga rumah tertinggi pada tipe rumah kecil 16,27%, kenaikan tertinggi terjadi di Surabaya khususnya tipe kecil mencapai 16,28%.
Dalam survei ini memang tak dijelaskan mengapa Surabaya dan Manado menjadi langganan sebagai kota yang kenaikan harga rumahnya selalu yang tertinggi secara YoY. Namun secara umum penyebab kenaikan harga rumah karena kenaikan harga bangunan 31,02%, kenaikan upah pekerja 20,72%, dan kenaikan harga bahan bakar minyak 20,61% khususnya pada periode triwulan III-2013.
"Secara triwulanan (QtoQ) kenaikan harga paling tinggi terjadi pada rumah tipe menengah. Kenaikan harga terjadi untuk seluruh tipe bangunan," katanya.
Khusus Triwulan III-2013, secara triwulanan daerah (QtoQ) yang mengalami kenaikan harga tertinggi yaitu Kota Denpasar sebesar 6,43% terutama pada rume tipe terkecil sebesar 12,82%. Namun yang menarik, Kota Manado lagi-lagi tercatat sebagai kota yang harga rumahnya mengalami kenaikan salah satu yang tertinggi yaitu sebesar 5,12% khususnya pada rumah tipe besar 15,12%.
Selain itu, untuk proyeksi kenaikan harga pada triwulan IV-2013. lagi-lagi Kota Manado dan Surabaya masih diperkirakan sebagai kota yang harga rumahnya naik tinggi. Pada triwulan IV diperkirakan harga rumah YoY naik 14,64%, dengan kenaikan tertinggi pada rumah tipe kecil sebesar 21,52%.
"Berdasarkan wilayah kenaikan harga paling tinggi diperkirakan terjadi di Manado sebesar 31,64% dan diikuti Surabaya 19,78%," jelas BI.
Dari sisi penjualan, pada triwulan III-2013 penjualan rumah naik 39,80% (QtoQ) walaupun terjadi kenaikan harga yang signifikan pada tiga bulan terakhir lalu.
"Peningkatan penjualan terutama terjadi pada rumah tipe kecil sebesar 43,68% (QtoQ). Berdasarkan lokasi penjualan rumah tipe kecil tertinggi di Jabodetabek mencapai 80%," jelas survei BI tersebut.
Survei harga properti residensial (rumah baru) merupakan survei tiga bulanan yang dilaksanakan sejak triwulan I-1999 oleh BI. Dilakukan terhadap sampel kalangan pengembang properti di 12 kota yaitu Medan, Palembang, Bandar Lampung, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Banjarmasin, Manado, dan Makassar.
Wilayah Jabodetabek mulai disurvei pada triwulan I-2002, dan pada triwulan I-2004 ditambah kota Pontianak sehingga menjadi 14 kota. Total responden yang disurvei mencakup 45 pengembang utama di Jabodetabek dan Banten dan sekitar 215 pengembang di 13 kantor Bank Indonesia.
Tipe rumah kecil hingga berukuran 36 m2, tipe rumah menengah dari 36 m2 hingga 70 m2 sedangkan rumah tipe besar di atas 70 m2.
(hen/dru)











































