Namun ke depan, setidaknya hingga akhir tahun ini, kinerja sektor properti diperkirakan bakal melambat. Terlebih kenaikan harga sepertinya tidak sebesar tahun-tahun sebelumnya.
Direktur Utama PT Ciputra Development Tbk (CTRA) Candra Ciputra menyebutkan, selama 3 tahun terakhir, kenaikan harga properti di Indonesia mencapai rata-rata 30%. Namun tahun ini diperkirakan bakal melambat.
"3 tahun terakhir rata-rata kenaikan harga properti 30%. Tahun ini ada election agak slowdown, tahun depan naik lagi," kata Candra saat ditemui di Lotte Shopping Avenue, Ciputra World 1, Jakarta, Selasa (3/6/2014).
Dia menyebutkan, kenaikan harga properti tahun ini diperkirakan hanya akan sebesar 12%. Sementara di tahun depan setelah Pemilu, harga akan kembali naik meski tidak sebesar tahun-tahun sebelumnya.
Walau ada perlambatan, tetapi Candra optimistis permintaan properti masih akan tumbuh. Terutama di segmen residensial, yang merupakan kebutuhan pokok. Permintaan perkantoran juga diperkirakan masih bisa tumbuh.
"Tahun ini slowdown, paling 12% kenaikannya. Tahun depan naik lagi. Yang naik residensial, office naik juga, hotel tergantung lokasi," katanya.
Ke depan, demikian Chandra, ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi pertumbuhan sektor properti. Salah satunya adalah kehadiran presiden baru hasil pilpres 9 Juli mendatang.
"Election, BI Rate, kurs, tapering off, LTV mempengaruhi properti. Beda presiden pengaruhnya beda," tutur Candra.
(drk/hds)