Peritel Ini Bedah 65 Rumah dari Hasil Uang Receh Konsumen

Peritel Ini Bedah 65 Rumah dari Hasil Uang Receh Konsumen

- detikFinance
Selasa, 10 Jun 2014 15:56 WIB
Peritel Ini Bedah 65 Rumah dari Hasil Uang Receh Konsumen
Semarang - Ketika belanja di minimarket konsumen yang mempunyai sedikit kembalian uang akan selalu ditanya, apakah akan disumbangkan atau diambil. Sebenarnya untuk apakah uang receh itu?

Corporate Affair Director PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (SAT), Solihin mengatakan uang kembalian tersebut digunakan untuk berbagai kegiatan kemanusiaan. Salah satunya pendanaan program 'Rumah untuk Indonesia' yaitu program bedah rumah tidak layak huni menjadi layak huni.

"Pendanaannya dari pelanggan Alfamart, dari kembalian. Misal kembali Rp 25, kami selalu tanyakan ke pembeli apakah bersedia disumbangkan, kalau tidak mau ya kita kembalikan," kata Solihin dalam acara Pembangunan Kampung Alfamart di Kampung Kalialang, Gunungpati, Semarang, Selasa (10/6/2014).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bekerjasama dengan Habitat for Humanity (HFH) Indonesia, PT SAT sudah melaksanakan program 'Rumah untuk Indonesia' sejak 2013 dengan merenovasi 49 unit rumah layak huni di Mauk Tangerang, Surabaya, dan Medan serta 25 toilet di Medan. Kali ini, dari donasi pelanggan Alfamart dan Alfamidi di Indonesia pada periode 16 Mei-15 Juni akan digunakan untuk membangun 65 rumah layak huni di desa Kalialang Baru, Kelurahan Sukorejo, Kecamatan Gunungpati, Semarang.

"Diharapkan dengan rumah layak huni ini, segi pendidikan dan kesehatan meningkat. Sebanyak 65 rumah akan dibedah. Rata-rata total satu rumah biayanya Rp 30 juta," kata Solihin.

Direktur Nasional HFH Indonesia, James Tumbuan mengatakan, Desa Kalialang Baru yang menjadi lokasi bedah rumah itu memiliki tanah yang labil. Dengan kearifan lokal dan teori cakar ayam, ia memanfaatkan bambu di dasar cakar ayam setiap rumah.

"Kami gunakan local wisdom, kami bangun dengan cakar ayam dan tusuk bambu di bawahnya. Teorinya kalau goyang bersamaan, tidak retak," tutur James.

Sementara itu, Camat Gunungpati, Bambang menambahkan angka kemiskinan di Gunungpati masih tinggi dengan persentase 31% dan jumlah rumah tidak layak huni ada sekitar 4.000 unit di 16 Kelurahan.

Rumah di desa Kalialang Baru yang dibedah rata-rata berdindingkan papan dan beralaskan tanah. Dalam waktu sekitar 21 hari, para tukang dan relawan dari pegawai Alfamart, rumah-rumah tersebut akan dibangun ulang dengan tembok bata dan memiliki luas 5 m x 6 m beralaskan keramik lengkap dengan kamar mandi yang merupakan syarat rumah layak huni. Nantinya rumah itu akan dicat dengan warna khas Alfamart yaitu putih, merah, dan kuning.

"Saya senang sekali. Sudah 17 tahun tinggal di sini, biasanya bocor. Selama dibedah tinggal di tetangga depan, nanti gantian," kata salah satu warga, Suwiyono (58).

Β 
(alg/hds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads