Corporate Affair Director PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (SAT), Solihin mengatakan uang kembalian tersebut digunakan untuk berbagai kegiatan kemanusiaan. Salah satunya pendanaan program 'Rumah untuk Indonesia' yaitu program bedah rumah tidak layak huni menjadi layak huni.
"Pendanaannya dari pelanggan Alfamart, dari kembalian. Misal kembali Rp 25, kami selalu tanyakan ke pembeli apakah bersedia disumbangkan, kalau tidak mau ya kita kembalikan," kata Solihin dalam acara Pembangunan Kampung Alfamart di Kampung Kalialang, Gunungpati, Semarang, Selasa (10/6/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Diharapkan dengan rumah layak huni ini, segi pendidikan dan kesehatan meningkat. Sebanyak 65 rumah akan dibedah. Rata-rata total satu rumah biayanya Rp 30 juta," kata Solihin.
Direktur Nasional HFH Indonesia, James Tumbuan mengatakan, Desa Kalialang Baru yang menjadi lokasi bedah rumah itu memiliki tanah yang labil. Dengan kearifan lokal dan teori cakar ayam, ia memanfaatkan bambu di dasar cakar ayam setiap rumah.
"Kami gunakan local wisdom, kami bangun dengan cakar ayam dan tusuk bambu di bawahnya. Teorinya kalau goyang bersamaan, tidak retak," tutur James.
Sementara itu, Camat Gunungpati, Bambang menambahkan angka kemiskinan di Gunungpati masih tinggi dengan persentase 31% dan jumlah rumah tidak layak huni ada sekitar 4.000 unit di 16 Kelurahan.
Rumah di desa Kalialang Baru yang dibedah rata-rata berdindingkan papan dan beralaskan tanah. Dalam waktu sekitar 21 hari, para tukang dan relawan dari pegawai Alfamart, rumah-rumah tersebut akan dibangun ulang dengan tembok bata dan memiliki luas 5 m x 6 m beralaskan keramik lengkap dengan kamar mandi yang merupakan syarat rumah layak huni. Nantinya rumah itu akan dicat dengan warna khas Alfamart yaitu putih, merah, dan kuning.
"Saya senang sekali. Sudah 17 tahun tinggal di sini, biasanya bocor. Selama dibedah tinggal di tetangga depan, nanti gantian," kata salah satu warga, Suwiyono (58).
Β
(alg/hds)











































