Tekor Kelola Rusun Sewa, Perumnas Minta Subsidi Pemerintah

Tekor Kelola Rusun Sewa, Perumnas Minta Subsidi Pemerintah

- detikFinance
Jumat, 18 Jul 2014 20:14 WIB
Tekor Kelola Rusun Sewa, Perumnas Minta Subsidi Pemerintah
Jakarta - BUMN perumahan, Perum Perumnas berharap ada keberpihakan presiden baru untuk pembangunan rumah susun sederhana sewa (rusunawa) di masa mendatang. Salah satunya adalah pemberian subsidi atau Public Service Obligation (PSO) untuk memberikan hunian sewa bagi masyarakat bawah.

Direktur Utama Perum Perumnas Himawan Arief Sugoto mengatakan, sejak berjalan di tahun 2000 perseroan sudah merugi Rp 15 miliar per tahun dari pengelolaan rusun sewa. Dimungkinkan angkanya akan terus membesar di masa yang akan datang akibat merawat dan biaya operasi rusunawa yang telah dibangun perseroan.

"Angkanya kan makin lama makin besar. Kita sudah mengajukan untuk subsidi tapi tidak pernah disetujui. Makanya kita berharap Presiden baru," ujar Himawan di Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat (18/7/2014)

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kerugian ini karena tarif sewa untuk rusunawa yang ditetapkan sangat rendah. Untuk wilayah Kemayoran, Jakarta, tarifnya hanya Rp 35.000 per bulan. Kemudian di Cengkareng hanya Rp 45.000 per bulan.

"Itu kan kita yang akhirnya subsidi. Dengan menggunakan dana yang ada," ujarnya.

Selain itu, perseroan juga terhambat untuk mengembangkan atau merenovasi rusun yang ada. Alasannya ada beberapa lokasi yang sudah tidak layak untuk digunakan.

"Kan misalnya kalau ada sisa dana, kita bisa renovasi. Misal rusun 4 Lantai di tengah kota itu kan sudah tidak cocok. Kita bisa jadikan 20 lantai kan," jelas Himawan.

Maka dari itu, dalam beberapa waktu terakhir Perumnas ingin masuk pada proyek yang komersial. Agar dapat menutupi kerugian dari pembangunan rusun.

"Kalau kita ikut garap proyek komersial kan juga banyak yang protes. Makanya kalau mau kan disubsidi," imbuhnya.

Direktur Pemasaran Perum Perumas M Nawir pernah mengatakan bahwa, Perumnas terpaksa menalangi hingga Rp 15 miliar untuk tiap tahun untuk pengelolaan Rusunawa subsidi yang dikhususkan untuk masyaratak berpenghasilan rendah.

"Di sini kita ada 5.000 unit lebih rusunawa terus terang lebih banyak mensubsidi daripada menghasilkan uang, bahkan sewanya ada yang hanya Rp 50.000. Satu tahun rugi Rp 15 miliar, yang paling merugi dari Cengkareng dan Kemayoran yang lain sudah disesuaikan," kata Nawir beberapa waktu lalu.

(mkl/hen)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads