Adalah Aimas, seorang PNS sejak 1998 di salah satu kabupaten pinggiran di Provinsi Jawa Tengah mencoba berbagi pengalamannya untuk punya rumah. Ia menyadari tidak mungkin bisa membangun sebuah rumah besar apalagi mewah dari gajinya sebagai PNS.
Sejak menikah tahun 2002 dirinya rajin menabung, singkat cerita pada 2007 tabungan sudah terkumpul Rp 25 jutaan. Ia mengincar sebuah rumah bekas di sebuah kompleks perumahan dengan harga Rp 75 juta, namun tabungannya belum cukup untuk membeli rumah tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setelah bolak-balik antara satu bank ke bank lain saya akhirnya melabuhkan permintaan/proposal kepada BNI program BNI Griya, dengan alokasi plafon pinjaman sebesar kekurangan sebesar Rp 50 juta dengan terminasi 10 tahun, ditetapkan angsuran Rp 799 ribu per bulan," katanya melalui surat elektroniknya, Jumat (5/9/2014).
Kini setelah gaji sudah mencapai Rp 4 jutaan per bulan, angsuran tersebut sudah semakin ringan. Sehingga dirinya mulai mengalokasikan sebagaian anggaran investasi dan kebutuhan lainnya.
Dari pengalaman tersebut, Aimas ingin memberikan tips kepada siapa saja termasuk PNS yang belum punya rumah,berikut tipsnya:
- Tak usah mimpi punya rumah besar/mewah di kawasan elit, kecuali PNS yang berasal dari anak orang kaya.
- Jangan mencari atau melakukan penyimpangan (korupsi) agar punya rumah yang besar dan mewah. Cukuplah dengan rejeki yang ada.
- Paksakan 30% penghasilan untuk investasi, hindari untuk konsumsi.
Bagi Anda yang punya pengalaman soal sulitnya mendapatkan rumah. Atau punya pengalaman berkali-kali mengajukan KPR tapi ditolak oleh bank karena persoalan gaji. Bahkan bagi Anda yang sudah berhasil dapat rumah namun harus bersusah payah cari pinjaman. Bisa kirim ceritanya ke redaksi@detikfinance.com.
(hen/hds)