Khusus soal DP, kerap kali calon pembeli rumah terkendala jumlah yang kurang atau turun plafon. Kalau sudah begini biasanya calon penerima KPR harus menambah uang DP-nya. Di sini lah masalah muncul, terutama bagi seseorang yang punya uang pas-pasan untuk kredit rumah.
Pembaca detikFinance, Firdy mencoba memberikan trik jitunya bagi Anda yang punya masalah dengan uang muka KPR yang pas-pasan. Kuncinya menurutnya calon pembeli rumah harus terbuka dengan marketing pengembang dan jangan sungkan-sungkan menceritakan kondisi apa adanya keuangan Anda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pada saat itu saya cuma punya tabungan Rp 30 juta," kenang Firdy dalam surat elektroniknya, Jumat (5/9/2014)
Firdy yang berusia 35 tahun ini sudah berkeluarga dengan tanggungan 1 orang putri dan istri. Penghasilan keduanya +- Rp 8 juta/bulan. Alokasi untuk cicilan rumah +- Rp 3 jutaan.
"Beruntung pada saat itu saya bertemu dengan agen yang menurut saya orangnya baik, jujur dan bisa dipercaya, dia bersedia membantu saya untuk mendapatkan rumah tersebut, dia meminta saya untuk menceritakan kehidupan saya dan kondisi keuangan saya sejujur jujurnya dari keluarga, kartu kredit, dan pinjaman bank lainnya," kata Firdy.
Ia mengatakan marketing pengembang akhirnya memahami kondisi keuangan dan gaya hidupnya. Sehingga marketing pengembang tersebut membantu dan menyarankan bahwa untuk membeli rumah tersebut selain DP juga harus disiapkan dana untuk biaya akad kredit, notaris, pajak, setoran pertama dan administrasi +- Rp 20jutaan.
Firdy mengatakan ia disarankan menyimpan uang Rp 20 juta dari total dana tabungan yang dimilikinya Rp 30 juta. Rinciannya dana Rp 20 juta untuk biaya akad kreditnya dan Rp 10 juta untuk pembayaran cicilan DP pertamanya saja.
Pihak marketing pengembang, akhirnya mengajukan KPR Firdy dengan harga lebih tinggi dari rumah tersebut yaitu harga rumah Rp 260 juta menjadi Rp 300 juta.
"Alhamdulillah, KPR saya dari Rp 300 juta yang saya ajukan disetujui oleh pihak bank sebesar Rp 250 juta sesuai dengan harga rumah +- DP pertama yang telah saya berikan Rp 10 juta, dengan cicilan selama 15 tahun," katanya.
Dari pengalaman itu, Firdy menyarankan agar penerima KPR bisa bersyukur dan meninggalkan gaya hidup boros. Ia juga berpesan agar segera menabung atau mencari peluang usaha sampingan. Selain itu, saat awal mencari rumah, dekati, jujur dan gali semua informasi dari marketing pengembang dan bank, juga jangan malu atau takut untuk bertanya kepada mereka.
"Setelah mendapatkan rumah harus bersyukur walaupun hidup apa adanya selama cicilan lama kelamaan akan terbiasa dan pasti nemu saja rezekinya dan kalau Anda giat berusaha penghasilan akan selalu meningkat dan cicilan akan terasa makin ringan," katanya.
Bagi Anda yang punya pengalaman soal sulitnya mendapatkan rumah. Atau punya pengalaman berkali-kali mengajukan KPR tapi ditolak oleh bank karena persoalan gaji. Bahkan bagi Anda yang sudah berhasil dapat rumah namun harus bersusah payah cari pinjaman. Bisa kirim ceritanya ke redaksi@detikfinance.com.
(hen/hds)











































