KPR Ditolak di RI, Pria Ini Pilih Cicil 4 Rumah di Malaysia Rp 5,3 Miliar

Susahnya Punya Rumah

KPR Ditolak di RI, Pria Ini Pilih Cicil 4 Rumah di Malaysia Rp 5,3 Miliar

- detikFinance
Rabu, 10 Sep 2014 12:57 WIB
Jakarta - Para tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di perusahaan asing di luar negeri lebih memilih membeli hunian di negara lain. Alasannya dengan gaji sebesar apapun, mereka tetap sulit mendapatkan kredit kepemilikan rumah (KPR) di dalam negeri. Ada sebagian yang memilih mencicil rumah di luar negeri seperti Malaysia.

Pengalaman ini diceritakan oleh pembaca detikFinance, berinisial 'Y', yang bekerja di perusahan besar untuk service oil company yang berpusat di Houston, Texas, AS.

"Pendapatan dasar saya per bulan sekitar Rp 60 juta. Itupun belum dengan bonus yang saya dapatkan ketika ada pekerjaan di tempat pengeboran (RIG)," ungkap Y dalam surat elektroniknya, Rabu (9/9/2014)

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pendapatan yang besar tersebut, ia tempatkan sebagian surat berharga seperti Obligasi, ataupun SUN. Artinya kemampuan finansialnya sangat mumpuni sebagai seorang pekerja.

"Ketika saya mengajukan KPR kepada Bank Pemerintah, semuanya ditolak, ada beberapa Bank yang mengajukan pertanyaan sangat mendetail, seperti, foto copy surat berharga saya, deposito saya, dan yang lainnya," katanya.

Ia mengatakan, selama ini penghasilannya dari bekerja di luar negeri selalu dikirim melalui bank pemerintah terbesar di Indonesia. Bahkan kegiatan pengiriman uang tersebut sudah berlangsung selama kurang lebih 12 tahun.

"Namun itupun belum cukup untuk mendapatkan KPR di bank tersebut," keluh Y.

Singkat cerita, akhirnya Y memutuskan membeli properti di Malaysia dengan cara KPR. "Saya membeli properti sebanyak 4 rumah sekaligus, dengan total Rp 5,3 miliar. Dan untuk proses tersebut sangat mudah, hanya menunggu selama 3 minggu, saya bisa mendapatkan KPR dari Bank pemerintah setempat," ungkapnya.

Ia mengaku kecewa dengan sistem perbankan di Indonesia. Menurutnya, jika di negara lain seperti Malaysia bisa, kenapa di dalam negeri tidak bisa.

"Entah bodoh atau terlalu pintar pihak dari bank Indonesia, sehingga setiap permohonan KPR saya selalu ditolak," katanya.

Kalangan perbankan punya alasan khusus soal tak memberikan KPR kepada pekerja di luar negeri seperti pelaut dan pekerja lainnya. Apalagi lokasi perusahaan calon nasabah KPR bukan berdomisili di Indonesia, melainkan di luar negeri.

Bagi Anda yang punya pengalaman soal sulitnya mendapatkan rumah karena gaji yang rendah. Atau tetap sulit dapat KPR meski sudah berpenghasilan tinggi, bisa kirim ceritanya ke redaksi@detikfinance.com.

(hen/hen)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads