"Sudah terbangun 30. Tahun ini kita bikin 20 tower dan sudah jalan. Hingga 2017 kita menargetkan membangun 200 tower," kata Direktur Utama Perumnas Himawan saat acara Sertijab Menteri BUMN di lantai 21 Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (31/10/2014).
Perumnas punya konsep 80% untuk hunian dan 20% untuk mix used. Pasar yang dibidik ialah masyarakat kelas menengah ke bawah. Tower hunian dan mix used sebanyak 30% akan dikelola oleh Perumnas dan sisanya dilepas kepada konsumen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rata-rata biaya membangun tower resensial adalah Rp 80 miliar, sedangkan konsep mix used nilainya lebih mahal. Kebutuhan dana ini di luar harga tanah.
"Rp 80 miliar per tower untuk hunian. Kalau mix used 25% lebih mahal," ujarnya.
Perumnas memakai modal sendiri, pinjaman perbankan, dan menerbitkan obligasi jangka menegah (medium term note) untuk pembiayaan. Untuk lahan, pihaknya memanfaatkan tanah milik perusahaan, BUMN, hingga kerjasama dengan Pemda.
"Lokasi tower berada di Jakarta, Medan, Semarang, Palembang, Bandung, Surabaya, dan Makassar," sebutnya.
(feb/hds)











































