Ini Dia Kota yang Harga Rumahnya Naik Paling Tinggi

Ini Dia Kota yang Harga Rumahnya Naik Paling Tinggi

- detikFinance
Jumat, 13 Feb 2015 07:20 WIB
Ini Dia Kota yang Harga Rumahnya Naik Paling Tinggi
Jakarta - Survei Harga Properti Residensial Bank Indonesia (BI) triwulan IV-2014 mencatat adanya peningkatan pertumbuhan harga properti residensial di pasar primer (rumah baru). Selain peningkatan harga yang tipis, juga tercatat ada peningkatan volume penjualan yang signifikan.

Demikian Survei Harga Properti Residensial Bank Indonesia (BI) triwulan IV-2014 yang dikutip detikFinance, Jumat (12/2/2015)

Indeks Harga Properti Residensial pada triwulan IV-2014 yang tumbuh sebesar 1,54% (qtq), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang tercatat 1,46% (qtq). Peningkatan pertumbuhan harga terjadi pada semua tipe rumah, khususnya rumah tipe besar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Wilayah Balikpapan mencatat kenaikan harga paling tinggi (4,49%), terutama pada tipe menengah (7,7%, karena kuatnya basis ekonomi di sektor jasa, perdagangan serta industri minyak, batu bara, dan gas mendorong tingginya kebutuhan terhadap rumah hunian," katanya.

Kenaikan harga rumah yang tinggi juga terjadi di Surabaya (3,66%) terutama untuk tipe rumah besar (5,37%).

BI juga mencatat kenaikan secara tahunan (yoy) mengalami perlambatan kenaikan, yaitu hanya sebesar 6,29%, atau melambat dibandingkan triwulan III-2014 yang sempat mencapai 6,53%.

"Berdasarkan wilayah, kenaikan harga rumah terendah di Bandar Lampung dan Pontianak, sementara itu kenaikan harga rumah tertinggi terjadi di Manado dan Makassar," jelas survei BI.

Sementara itu, volume penjualan properti residensial masih menunjukkan kinerja yang positif. Volume penjualan properti residensial pada triwulan IV-2014 tumbuh sebesar 40,07% (qtq), naik signifikan dari 33,69% (qtq) pada triwulan sebelumnya.

"Peningkatan penjualan terutama terjadi pada rumah tipe kecil. Hal ini sejalan dengan melambatnya kenaikan harga rumah tipe kecil pada triwulan IV-2014. Berdasarkan lokasi, peningkatan pertumbuhan penjualan rumah tipe kecil tertinggi di Palembang," jelas survei BI.

Perkembangan ini sejalan dengan terus meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap hunian dan masih positifnya pertumbuhan kredit pemilikan rumah (KPR).

Hasil survei juga menunjukkan bahwa pembiayaan pembangunan properti residensial terutama bersumber dari dana internal pengembang. Sebagian besar pengembang (61,97%) menggunakan dana sendiri sebagai sumber pembiayaan usahanya. Sementara itu, sumber pembiayaan konsumen untuk membeli properti masih didominasi oleh pembiayaan perbankan.

Sebanyak 72,20% responden masih memanfaatkan KPR sebagai fasilitas pembiayaan dalam pembelian properti residensial, khususnya pada rumah tipe kecil.

Survei harga properti residensial primer (rumah baru) merupakan survei tiga bulanan yang dilaksanakan sejak triwulan I-1999 oleh BI. Dilakukan terhadap sampel kalangan pengembang properti di 12 kota yaitu Medan, Palembang, Bandar Lampung, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Banjarmasin, Manado, dan Makassar.

Wilayah Jabodetabek mulai disurvei pada triwulan I-2002, dan pada triwulan I-2004 ditambah Kota Pontianak sehingga menjadi 14 kota. Total responden yang disurvei mencakup 45 pengembang utama di Jabodetabek dan Banten dan sekitar 215 pengembang di 13 kantor Bank Indonesia.

Tipe rumah kecil hingga berukuran 36 m2, tipe rumah menengah dari 36 m2 hingga 70 m2 sedangkan rumah tipe besar di atas 70 m2.

(hen/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads