Direktur dan Sekretaris Perusahaan CTRA Tulus Santoso mengatakan, harga tanah milik Ciputra berbeda-beda tergantung wilayahnya. Di lokasi premium seperti Ciputra World, Karet, Setiabudi, Jakarta Selatan, harganya sudah mencapai Rp 45 juta per meter persegi.
Sementara itu, harga tanah di Citra Garden Jakarta Barat mencapai Rp 18 juta per meter persegi. Sedangkan harga tanah di Maja, Banten mencapai Rp 900.000 per meter persegi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tulus menyebutkan, perseroan berencana mengakuisisi 100 hektar lahan di kawasan Jabodetabek yang dekat dengan proyek-proyek milik Ciputra.
Perseroan telah menyiapkan dana 30% dari total anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun ini yang dianggarkan sebesar Rp 1,5 triliun. Capex ini lebih rendah dari alokasi capex tahun lalu sebesar Rp 2 triliun.
Perseroan menargetkan peningkatan marketing sales sebesar Rp 10,9 triliun di tahun ini, pendapatan dan laba masing-masing 30%. Pendapatan diperkirakan akan bisa mencapai Rp 8 triliun tahun dengan membukukan laba di angka Rp 1,72 triliun.
Target ini akan bisa dikejar dengan peluncuran proyek-proyek baru perseroan yang terdiri dari 6 proyek residensial, masing-masing di Samarinda seluas 58 hektar (CitraGarden Hills), Malang seluas 50 hektar (CitraGarden City), Cileungsi seluas 82 hektar (CitraLand), Jayapura seluas 45 hektar (CitraLand), Lampung seluas 35 hektar (CitraLand), dan Kendari seluas 60 hektar (CitraGrand).
Selain itu, akan diluncurkan pula proyek high-rise yang meliputi apartemen Fatmawati dengan luas pengembangan 4,5 hektar, sebuah proyek mixed-use seluas 2 hektar yang terdiri dari apartemen, kantor, dan hotel di Kemayoran, office tower di Ciputra International Jakarta Barat, serta office tower dan SOHO di Ciputra World Surabaya.
Di samping itu, Ciputra juga akan mengembangkan proyek villa seluas 6 hektar yang merupakan bagian dari proyek Ciputra Beach Resort di Bali.
"Proyek-proyek baru nilainya Rp 1,5 triliun. Proyek baru sudah siap kita monitor market, saat ini perbankan belum terlalu agresif memberikan pinjaman. Rata-rata 1 proyek Rp 50-100 miliar, jadi 15 proyek kira-kira Rp 1,5 triliun," katanya.
(drk/hen)