Saat ini revisi aturan tersebut masih digodok. Namun kemungkinan besar uang muka rumah nanti bisa turun jadi 20% dari posisi sekarang 30% dari harga jual.
Sebagai salah satu bank penyalur KPR, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) menyambut baik rencana ini. Pasalnya, DP yang ringan akan merangsang makin banyak orang membeli rumah.
Namun selalu ada sisi lain dari setiap kebijakan yang dikeluarkan. Direktur BTN, Irman A. Zahiruddin mengatakan, kemudahan dalam membei rumah ini bisa memicu tingginya spekulan properti yang membeli rumah hanya untuk dijadikan instrumen investasi.
"Secara rumusan pembeli makin banyak, tapi DP turun investor juga jadi lebih banyak, dia beli rumah untuk investasi bukan ditinggali," katanya ketika ditemui di Jakarta, Rabu (27/5/2015).
Demi meminimalisir adanya spekulan, bank berkode BBTN itu akan melakukan wawancara secara mendalam untuk setiap pembeli rumah.
"Antisipasinya kita tanya saat wawancara, kita fokusnya (menjual rumah) untuk ditinggali," ujarnya.
Dengan kebijakan pelonggaran LTV ini, Irman mengatakan, bank pelat merah itu akan menggenjot penyaluran KPR dalam program sejuta rumah yang merupakan gagasan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Kita sih ingin genjot melalui sejuta rumah, kan sejuta rumah itu sekitar 450.000 di FLPP, 350.000 di non FLPP, kalau DP diturunkan pembeli banyak," katanya.
(Dewi Rachmat Kusuma/Angga Aliya)











































