Susahnya Cari Rusun Murah di Jakarta

Susahnya Cari Rusun Murah di Jakarta

Dana Aditiasari - detikFinance
Jumat, 11 Sep 2015 13:58 WIB
Susahnya Cari Rusun Murah di Jakarta
Jakarta - Pembangunan perumahan rakyat berbentuk Rumah Susun Sederhana Milik (Rusunami) berharga murah (Rp 8-9 juta/meter) ada di tengah kota dekat dengan pusat perkantoran atau kegiatan ekonomi. Sayangnya, hal tersebut sulit terjadi di Jakarta.

Direktur Utama Perum Perumnas Himawan Arief Sugoto mengatakan, saat ini tak banyak pembangunan rumah rakyat di Jakarta dengan harga murah karena ketersedian lahan Perumnas yang sudah menipis di Jakarta.

Saat ini Perumnas hanya mengandalkan lahan di Cengkareng (Jakarta Barat), Sentra Timur (Jakarta Timur), dan Kemayoran (Jakarta Pusat). Tahun ini rusunami yang sedang dibangun Perumnas di Jakarta di Cengkareng.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Padahal, harga tanah merupakan salah satu komponen utama dalam membentuk harga hunian. Para pengembang swasta lebih memilih membangun rusun komersial atau apartemen dengan harga pasar.

"Harga tanah di Jakarta itu sudah sangat tinggi. Mau bangun rumah murah juga mau berapa harganya? Sudah nggak bisa," ujar Himawan saat berkunjung ke kantor detik.com, Jakarta, Kamis (10/9/2015).

Selain itu, lanjut dia, saat ini cadangan-cadangan lahan yang tersisa sudah dikuasai oleh para pengembang besar swasta. Perumnas saja hanya punya stok lahan 2.000 hektar di seluruh di Indonesia, sedangkan pengembang besar di Jakarta masih punya stok lahan.

"Kalau swasta tentunya kan mereka orientasinya komersial. Dan itu bentuknya sudah pasti bukan rumah susun sederhana, tapi apartemen. Harganya pasti tidak terjangkau oleh masyarakat berpenghasilan rendah (MBR)," katanya.

Ia menyadari bahwa ketersediaan lahan di Jakarta memang sudah sangat terbatas karena semakin padatnya hunian dan perkantoran di ibu kota ini. Namun demikian hal tersebut bisa disiasati dengan memanfaatkan tanah-tanah negara yang tersebar di berbagai Kementerian dan Lembaga yang ada di Jakarta, termasuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Ia mengatakan, butuh ada peran aktif pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam hal penyediaan lahan ini. Bahkan kalau perlu presiden memimpin langsung program penyediaan hunian bagi MBR di Jakarta dan wilayah lainnya di Indonesia.

"Pemerintah harus mendukung Perumnas mengumpulkan tanah sebanyak-banyaknya untuk kemudian dibangun rusun-rusun dengan harga murah. Letaknya harus di pusat kota. Jangan seperti sekarang, orang bekerja di Jakarta harus tinggal minggir jauh dari Jakarta karena harga rumah di Jakarta mahal," katanya.

Menurut Himawan saat ini justru yang terjadi rusunami yang dibangun oleh Perumnas lebih banyak di pinggir Jakarta seperti Bekasi, Karawang, dan Bandung, juga kota-kota lainnya di Indonesia. Selain Perumnas, BUMN pengembang lain seperti PT PP juga membangun rusunami di pinggir Jakarta yaitu di Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat.

Proyek rusunami yang dibangun Perumnas di Cengkareng sebanyak 18 tower apartemen atau rusun murah yang totalnya mencapai 5.400 unit. Hunian vertikal tersebut akan dijual seharga Rp 186 juta hingga Rp 370 juta per unit. ‎Namun kini prosesnya masih terkendala perizinan yang belum tuntas di Pemda DKI Jakarta. Sehingga permintaan pemesanan yang sangat tinggi dari masyarakat sementara waktu dihentikan.

Sementara itu, rencana proyek 2 tower Rusunami Perumnas berkapasitas sekitar 500 unit di atas lahan seluas 1,1 hektare dekat stasiun KRL Tanjung Barat dipastikan batal. Apartemen dengan rentang harga Rp 187-200 juta-an, tak mendapat restu dari kementerian perhubungan (kemenhub) sebagai pemilik lahan.

(dna/hen)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads