Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sedang berupaya untuk mengatasi masalah perizinan itu.
"Persoalan utama adalah perizinan karena ada high cost, baik untuk kepastian waktu dan biaya dan nilai, terus kita sempurnakan," ujar Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR, Syarif Burhanuddin, dalam konferensi pers capaian program 1 juta rumah, di Kementerian PUPR, Jakarta, Jumat (19/8/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain masalah izin Pemda, persoalan lainnya adalah soal ketersediaan lahan. Ini menjadi tantangan bagi pemerintah untuk menyelesaikan sehingga program sejuta rumah bisa berjalan lancar dan mencapai target.
"Pencapaian 1 juta rumah dari sisi pembiayaan tidak ada masalah, tapi dari sisi suplai yang tadi masalah tanah, dan masalah perizinan. Dua tantangan itu masalah tanah dan perizinan," kata Direktur Jenderal Pembiayaan Perumahan Kementerian PUPR, Maurin Sitorus.
Sebagai informasi, menurut data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), realisasi program sejuta rumah hingga pertengahan Agustus ini mencapai 345.478 unit.
Rinciannya:
Rumah MBR
BTN Expo: 220.000 unit.
APBN: 100.000 unit
Pemda: 8.500 unit
Kementerian/Lembaga: 16.900 unit
Non MBR
Rumah komersial dibangun masyarakat: 78 unit (hns/feb)











































