Perumnas akan Bangun Rusun di Tiga Stasiun Ini

Perumnas akan Bangun Rusun di Tiga Stasiun Ini

Eduardo Simorangkir - detikFinance
Senin, 19 Des 2016 16:09 WIB
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta - Perum Perumnas akan membangun Rumah Susun Sederhana Milik (Rusunami) di area stasiun kereta api. Rusunami ini akan dibangun secara vertikal, memanfaatkan lahan strategis milik PT KAI yang berada di sekitar stasiun.

Ini sebagai upaya pengembangan kawasan yang terintegrasi dan inklusif berbasis Transit Oriented Development (TOD). Untuk tahap perdana, ada tiga stasiun yang menjadi lokasi pembangunan, yaitu Stasiun Bogor, Stasiun Tanjung Barat, dan Stasiun Pondok Cina.

Untuk Stasiun Bogor, diperkirakan dibangun enam tower dengan total mencapai 3.600 unit, di atas lahan seluas 42.038 m2. Sedangkan Stasiun Pondok Cina yang berlokasi di Depok akan ada dua tower yang dibangun di atas lahan seluas 5.539 m2 dengan total unitnya mencapai 520 unit.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara Stasiun Tanjung Barat yang berlokasi di Lenteng Agung, akan ada 860 unit rusunami dalam dua tower di atas lahan seluas 10.450 m2.

Adapun luas dari tiap unit berbeda-beda, mulai dari tipe kecil ukuran 21 m2 hingga 45 m2, dengan harga Rp 6,5 juta-13 juta per m2. Pemanfaatan lahan sendiri akan menggunakan konsep Hak Guna Bangunan (HGB) dengan jangka waktu pemakaian 30 tahun, dan bisa perpanjangan.

"Dia bisa memakai selama 20-30 tahun, tapi bisa diperpanjang lagi," kata Direktur Utama Perum Perumnas, Bambang Triwibowo di Stasiun Juanda, Jakarta, Senin (19/12/2016).

Proyek rusunami ini sendiri juga memakai fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) yang menyasar Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Sekitar 30 hingga 40% hunian akan diperuntukkan bagi program subsidi perumahan, FLPP.

"Kita berusaha mengurangi pengeluaran biaya transportasi. Karena kalau dari rumah jalan ke stasiun mungkin habis untuk naik motor dulu. Saya dengar 7.000-10.000 per hari. Belum bensinnya. Kalau dikali 30 hari cukup banyak. Kalau sasaran market kita orang berpenghasilan Rp 2,5 juta-Rp 3 juta itu sudah cukup signifikan," ungkap dia.

"Jadi dengan mereka tinggal di sini, maka biaya-biaya itu akan hilang. Jadi mereka bisa gunakan kelebihan selain untuk menyicil, bisa untuk biaya-biaya pendidikan anaknya dan kita bisa mengurangi kemacetan, dengan mengurangi banyak motor," tandasnya.

Ketiga proyek TOD tersebut akan menyediakan sekitar 5.000 unit hunian baru yang akan menelan investasi sekitar Rp 2 triliun. Diharapkan groundbreaking bisa dilakukan pada kuartal pertama 2017 mendatang, dan selesai hingga empat tahun selanjutnya. (hns/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads