Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR, Syarif Burhanuddin, mengatakan memang cukup sulit untuk kaum milenial sekarang ini bisa memiliki tempat tinggal atau rumah tapak di tengah kota.
Menurutnya, kenaikan harga rumah masih lebih tinggi dibanding persentase kenaikan pendapatan atau gaji sekarang ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Syarif mengatakan, alternatif pilihan bagi kaum milenial untuk mendapatkan tempat tinggal di tengah kota seperti Jakarta, ialah dengan menggunakan rumah susun sederhana milik (rusunami) atau rumah susun sederhana sewa (rusunawa).
"Untuk saat ini, bisa saja mereka (kaum milenial) sambil menabung, mereka juga bisa tinggal di rumah sewa. Jadi misalnya rusanami dan rusunawa yang dibuat itu jadi tempat parkir mereka sementara," kata dia.
Sebab ia menegaskan, dengan pendapatan di bawah Rp 7 juta untuk kaum milenial kebanyak, memang dinilai sangat sulit untuk bisa mendapatkan rumah tapak di Jakarta. Oleh sebab itu, lanjut Syarif, rusunami atau rusunawa bisa menjadi tempat parkir mereka sementara, sambil kaum milenial menabung dan mempersiapkan diri.
"Iya (tidak bisa) kalau dengan gaji seperti itu. Yang penting mereka proseskan diri untuk memiliki rumah. Kalau belum mampu ya sewa saja dulu," tutur Syarif. (dna/mca)











































