Penyaluran Kredit Properti Naik, Bagaimana Dampaknya untuk Pengembang?

Penyaluran Kredit Properti Naik, Bagaimana Dampaknya untuk Pengembang?

Sylke Febriana Laucereno - detikFinance
Senin, 01 Mei 2017 18:46 WIB
Penyaluran Kredit Properti Naik, Bagaimana Dampaknya untuk Pengembang?
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta - Pertumbuhan penyaluran kredit properti secara nasional per Maret 2017, tidak menjamin kenaikan marketing sales pada perusahaan pengembang properti. Salah satunya terlihat PT Intiland Tbk.

Mengutip laporan keuangan dari keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, per kuartal I 2017 penjualan dan pendapatan usaha Intiland tercatat Rp 398,7 miliar atau anjlok 32,3% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 588,7 miliar..

Penurunan pendapatan usaha ini turut memangkas perolehan laba bersih perseroan menjadi Rp 19,7 miliar turun 80,4% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 100,8 miliar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland Archied Noto Pradono menjelaskan, penurunan terjadi karena melemahnya sektor properti sejak dua tahun terakhir.

"Kami masih memiliki pendapatan usaha yang belum dibukukan sekitar Rp 1,3 triliun dari penjualan yang sudah terjadi," ujar Archied dikutip detikFinance dari siaran pers, Senin (1/5/2017)

Penjualan inventori berasal dari proyek Sernia Hills, Magnolia Residence, 1Park Avenue, Regatta, Graha Golf, Spazio Tower, Praxis, The Rosebay, serta kawasan Industri Ngoro Industrial Park.

Dari segmen pengembangan, mixed use dan high rise dengan nilai Rp 158,6 miliar atau 40% dari keseluruhan. Kontributor berikutnya berasal dari properti investasi yang membukukan pendapatan Rp 100,7 miliar atau 25% dari keseluruhan.

Perseroan saat ini sedang menyelesaikan proyek Praxis dan Spazio Tower di Surabaya. Penyelesaian kedua proyek ini diproyeksikan mampu memberi kontribusi cukup signifikan pada peningkatan recurring income perseroan di masa mendatang. (dna/dna)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads