Direktur Utama BTN Maryono menjelaskan, perumahan TOD akan berisi apartemen, rusunami dan beberapa rumah toko (ruko). TOD merupakan kawasan hunian terpadu yang terkoneksi dengan jalur angkutan massal seperti TransJakarta, KRL, MRT, dan LRT.
"Jadi itu segmennya beda-beda. Tapi yang banyak memang segmen menengah, jadi lebih banyak ke KPA, karena itu kan nanti lebih ke apartemen. Nanti kita bisa memberikan fasilitas KPA-nya ada yang nonsubsidi dan ada yang subsidi," tutur Maryono di Jakarta, Minggu malam (18/6/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Variasi juga, ya mungkin Rp 400 juta ke atas. Karena tidak akan bisa masuk kalau menengah harga Rp 400 juta, mungkin ada yang harga Rp 600 juta, ada yang Rp 800 juta," imbuhnya.
Sementara untuk masyarakat menengah ke bawah akan disediakan rusunami. Harganya akan dipatok sekitar Rp 200 jutaan dengan skema pembiayaan KPA subsidi.
Namun rusunami tidak tersedia di semua lokasi TOD. Hanya di lokasi-lokasi tertentu yang sedikit menjauh dari tengah kota. "Mungkin di daerah Pondok Cina yang agak jauh. Tapi kalau yang dekat mungkin enggak ada," imbuhnya.
Maryono memperkirakan pemerintah akan meresmikan pembangunan TOD pada Juli 2017. Awalnya ada 3 lokasi yang akan dipilih, yakni Pondok Cina, Tanjung Barat, dan Palmerah. Namun karena terbentur permasalahan lahan, lokasi di Palmerah tak jadi dipilih. (wdl/wdl)











































