Khusus untuk sektor properti, para spekulan tanah diprediksi bakal mengurangi Jakarta karena aktivitas pembangunan di Jakarta yang bakal lebih stabil.
"Karena yang jadi salah satu problem properti itu adalah spekulan tanah, semua menganggap Jakarta adalah pusat dari segalanya, sehingga akhirnya menutup kemungkinan daerah-daerah lain bisa menyamai Jakarta," ungkap Kepala Departemen Riset dan Konsultasi Savills Indonesia, Anton Sitorus dalam jumpa pers di Panin Tower, Jakarta, Rabu (26/7/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal yang sama juga akan terjadi pada Ibu Kota baru nanti. Perusahaan pemerintah dan juga swasta diyakini akan melebarkan bisnisnya ke kota baru tersebut, yang dimulai dari pembangunan pusat ritel.
Namun demikian, hal ini menurutnya tak bakal mengurangi harga jual properti di Jakarta. Pasalnya, Jakarta telah tumbuh menjadi pusat bisnis yang telah memiliki pasar sendiri.
"Tapi sebenarnya orang menetapkan beli properti itu bukan karena statusnya, tapi karena aspek suplai dan demand. Contoh di Amerika, New York dan DC. Harga propertinya jauh berbeda. Di New York tetap tinggi. Makanya kalau terjadi perpindahan, nilai properti di Jakarta enggak akan banyak pengaruh," tukasnya. (mkj/mkj)