Dari total 1.232 unit hunian yang dibangun, 298 unit di antaranya diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan sisanya dijual komersil. Direktur Produksi Perumnas, Kamal Kusmantoro mengatakan, ada dua tipe rusunami yang akan dibangun, yakni dengan tipe studio 1 kamar luas 22 m2 dan tipe hunian dengan 2 kamar tidur luas 32 m2. Harga untuk MBR dipatok Rp 9,2 juta/m2 dan untuk non MBR atau komersil sebesar Rp 16-18 juta/m2.
"Harga subsidi kalau aturan FLPP kan Rp 9,2 juta per m2, tadi bu Menteri minta diturunkan, tapi dihitung dulu. Mungkin disubsidi lagi sama yang anami (komersil) nanti. Berarti harganya sekitar Rp 202 juta untuk yang luasnya 22 m2. Kalau yang anami, harganya sekitar Rp 16-18 juta/m2," katanya saat ditemui di Stasiun Tanjung Barat, Jakarta, Selasa (15/8/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nantinya, di dalam area rusunami juga akan terdapat zona komersial, yang terdiri dari kiosk, F&B (food and beverage), modern dan tradisional retail yang rencananya bakal disewakan. Selain itu ada pula fasilitas tempat parkiran dengan total keseluruhan sekitar 4.186 m2 di mana tetap memprioritaskan kepada para penghuni. Sehingga, idealnya tidak hanya kebutuhan hunian yang akan terpenuhi, namun juga penciptaan nilai tambah perekonomian baru pada wilayah tersebut. (eds/dna)