Dirjen Pembiayaan Perumahan Kementerian PUPR, Lana Winayanti mengungkapkan masih banyak masyarakat yang gagal diterima pengajuan Kredit Perumahan Rakyat (KPR) nya lantaran terganjal oleh BI checking. Ini adalah fitur di Bank Indonesia yang merekam semua aktivitas kredit.
Masyarakat kata dia terlanjur banyak menggunakan kredit konsumtif seperti kendaraan hingga barang-barang lainnya, sementara kecukupan kemampuannya dalam mencicil KPR dirasa tak lagi sanggup.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lana mengakui, pemerintah saat ini juga tengah fokus memberikan edukasi ke masyarakat agar bisa mengelola keuangannya dengan baik. Salah satunya adalah lewat program pembiayaan mikro perumahan untuk pekerja informal yang bakal diluncurkan.
"Kita butuh edukasi masyarakat untuk merubah paradigmanya agar tak konsumtif tapi menjadi punya rumah dulu dari pada punya mobil mewah dulu dan sebagainya," ujarnya.
Pihaknya juga berkeliling ke daerah-daerah untuk memetakan potensi MBR yang ada di tiap daerah agar bank mengetahui konsumen yang dituju dengan baik.
"Selain mereka unbankable, banyak juga yang belum bisa kelola keuangannya. Masih banyak yang tergoda dengan kredit konsumtif. Ada guru-guru yang gajinya cukup besar tapi take on pay nya yang bisa dibawa pulang hanya Rp 750 ribu, sisanya sudah digunakan untuk kredit konsumtif," tukasnya. (eds/dna)











































