"Untuk cek satu properti saja, cek nomor telpon sampai tahu ini benar dijual, butuh waktu berjam-jam. Apa lagi di kita itu ada iklan yang naik 700 ribu setiap harinya," katanya saat dihubungi detikFinance, Selasa (26/9/2017).
Dia bilang, situs rumah123.com sendiri hanya memediasi antara agen properti dan pembeli. Untuk itu proses verifikasi yang seperti itu telah dicantumkan dalam syarat dan ketentuan yang berlaku. Namun untuk memperkuat akurasi penjualan yang ada, pihaknya telah mewajibkan pembayaran subcription iklan sebesar Rp 500 ribu untuk jangka waktu satu tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengenai adanya penjualan aset sebesar Mal Senayan City di situs online, kata dia adalah sesuatu yang bisa saja terjadi. Meski memang nilainya tak sebesar itu, aset-aset besar seperti rumah sakit, gudang hingga hotel pernah dijual lewat situs online. Sehingga penjualan mal Senayan City sendiri dianggap sesuatu yang lumrah jika dilihat dari media jual beli properti.
"Tidak banyak memang, tapi ada," ungkapnya.
Meski dibantah dan telah ditegaskan bahwa Mal Senayan City tidak dijual oleh pemiliknya, tapi masuknya Mal di bilangan Jakarta Selatan ini ke dalam daftar jual di situs properti bisa jadi sebelumnya memang pernah ada niat untuk menjual mal ini.
Untung menjelaskan, proses penjualan Mal Senayan City bisa saja sudah berpindah ke beberapa tangan setelah dari penjual pertama. Hal tersebut wajar melihat model bisnis agen properti yang mendapatkan imbal dari kongsi.
"Property agent itu kan hidup dari kongsi. Jadi kalau ada kesempatan untuk jual property, pasti dia jual. Terus, bisa saja juga dia share, dibagi ke sana sini yang jual. Tapi seringkali yang bantu jual itu enggak tahu detilnya, jadi kalau mau dicari, ya siapa yang mulai jualnya," jelas dia.
"Tapi motif tangan pertama apa kita enggak tahu, tapi bisa saja jangan-jangan pernah (ada niat menjual). Tapi bisa saja memang yang pertama itu cuma iseng aja, dan kejebaklah teman-temannya itu," pungkasnya. (eds/dna)