Dari 10.000 unit tersebut, 8.000 unit rumah merupakan khusus masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) non subsidi yang harganya sekitar Rp 200 jutaan ke bawah, sedangkan sisanya untuk bangunan komersial.
Direktur Ciputra Residance Mary Octo Sihombing mengatakan, pada tahun depan akan dibangun 1.000 unit rumah subsidi dengan skema fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) khusus MBR. Rumah ini, dipastikan menggunakan skema yang telah ditetapkan pemerintah, dalam hal ini uang muka (DP) sebesar 1% dengan bunga 5% sampai lunas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini, kata Octo, Ciputra Group masih memproses pematangan tanah dan infrastruktur penunjang lainnya. Namun, dirinya memastikan, 1.000 unit rumah subsidi dengan tipe 27/60 dan 22/60 ini akan dipasarkan pada tahun depan.
"Nanti di tahun 2018, sekarang lagi pekerjaan pematangan tanah dan infrastrukturnya," ungkap dia.
Dia mengungkapkan, infrastruktur transportasi yang bisa dimanfaatkan masyarakat menuju kota baru Maja ini yang paling ideal dan cepat adalah kereta listrik (KRL) Jabodetabek. Meskipun terdapat jalan provinsi yang sudah ada.
Octo menuturkan, setidaknya Jakarta menuju Maja bisa diakses selama 1 jam 30 menit dari Stasiun Tanah Abang ke Stasiun Maja.
"Akses yang bisa dinikmati jalan provinsi yang sudah ada, lalu renana jalan nasional Pamulang-Rangkas Bitung, dan kereta api commuter line," ungkap dia. (ang/ang)











































