CEO Indonesia Property Watch, Ali Tranghanda, mengatakan bahwa harga properti terus mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Adapun rata-peningkatan harga properti sebesar 8% setiap tahunnya.
"Kalau harga properti itu relatif di atas inflasi. Jadi kalau inflasinya sekarang rendah 3% sih, jadi kalau rata-rata peningkatan properti, kalau sedang normal di atas 8% - 10% setiap tahun," katanya kepada detikFinance, Jakarta, Selasa (28/11/2017).
Ali mengatakan pada dua tahun belakangan ini harga properti mengalami perlambatan. Oleh sebab itu dalam dua tahun belakangan itu harga properti hanya mengalami peningkatan sekitar 6% setiap tahunnya.
Namun, bila sedang tinggi, peningkatan harga properti bisa mencapai 20% pertahunnya. Hal itu sempat terjadi pada tahun 2009 hingga 2012 lalu di mana sektor properti sedang dalam kondisi yang berkembang.
"Dua tahun belakangan ini relatif di kisaran 6%-an karena ada perlambatan properti. Tapi kalau kita lihat pada 2009-2011-2012 bisa 20% kenaikannya pertahun. Itu memang makin lama makin tidak terjangkau," katanya.
Bila terus mengalami perkembangan seperti itu, bukan tidak mungkin tingginya harga properti benar-benar tak bisa dijangkau oleh kaum milenial. Hunian sewa akan menjadi satu-satunya pilihan bagi kaum milenial.
"Sampai pada waktunya mungkin daya beli enggak akan mengejar harga properti. Dan pada saat itu kemungkinannya kaum-kaum milenial akan menyewa. Mindsetnya bakal berpikir yang penting mereka ada hunian, enggak masalah sewa juga," katanya. (dna/dna)