Menurut Head of Marketing Rumah.com, Ike Noorhayati Hamdan banyak hal yang menyebabkan harga rumah meningkat tinggi, salah satunya pembangunan infrastruktur atau akses publik.
"Kan orang beli rumah enggak hanya semata-mata hanya butuh tapi ada faktor penunjang, ini menjadi komponen yang diperhitungkan terhadap penjualan akhir rumah. Misalnya kualitas bangunan, atau lokasi atau faktor eksternal, seperti transportasi yang dibangun atau akses publik," tuturnya saat dihubungi detikFinance, Selasa (28/11/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini yang membuat harganya meningkat. Semakin tinggi konektivitas suatu area terhadap pusat ekonomi, jadi daya dukung kehidupan yang membuat mahal. Jadi bukan semata-mata harga tanahnya saja. Mungkin MRT dan LRT sudah jalan 2019," tambahnya.
Oleh karena itu, kata Ike, biasanya bagi yang membeli rumah di fase awal akan lebih diuntungkan ketimbang yang beli di fase setelahnya.
Bagi generasi milenial, Ike menyarankan agar membeli rumah di harga Rp 500 juta ke bawah. Sebab rata-rata gaji generasi milenial saat ini masih di bawah Rp 10 juta.
"Ambil gajinya Rp 7 jutaan, nah kalau 30% untuk cicil berarti Rp 2,5 juta. Kalau dikalikan 12 bulan setahun Rp 30 jutaan. Katakan dia ambil cicilan 15 tahun, berarti jumlah yang dicicil Rp 450 jutaan, itu belum ditambah DP. Ya berarti Rp 500 jutaan masih sanggup lah," tandasnya.
Rumah harga tersebut sulit didapati di Jakarta. Paling tidak generasi milenial bisa mencarinya di wilayah pinggiran Jakarta, seperti Depok, Bekasi ataupun Tangerang. (dna/dna)











































