Akankah Harga Sewa Gedung BEI Turun Gara-gara Selasar Ambruk?

Akankah Harga Sewa Gedung BEI Turun Gara-gara Selasar Ambruk?

Eduardo Simorangkir - detikFinance
Selasa, 16 Jan 2018 17:28 WIB
Foto: ILUSTRASI FOKUS/INSERT SELASAR BEI AMBRUK (ILUSTRATOR: LUTHFY SYAHBAN/DETIKCOM)
Jakarta - Selasar lantai 1 di tower 2 Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) ambruk pada Senin (15/1) kemarin. Kecelakaan ini sendiri termasuk langka, karena jarang bahkan tak pernah terjadi di Indonesia, khususnya untuk gedung berskala internasional sekelas BEI.

Pengelola gedung BEI sendiri mematok harga sewa hingga Rp 450.000 per m2/bulan. Harga itu termasuk kategori yang paling mahal untuk kawasan SCBD. Lantas, dengan kejadian ambruknya selasar lantai 1 tower 2 gedung BEI, mungkinkah ada penurunan harga sewa perkantorannya?

Senior Director, Office Services Colliers International, Bagus Adikusumo mengatakan, ada atau tidaknya kejadian kecelakaan konstruksi kemarin tak lantas membuat harga sewa ruang perkantoran di gedung BEI mengalami penurunan. Namun, para tenant yang ada dipastikan bakal lebih waspada dan cermat dalam menentukan lokasi kantornya di BEI.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau menurut saya, harga sewa itu sudah terkoreksi ada atau enggak ada peristiwa ini. Dengan adanya peristiwa ini, mungkin beberapa tenant yang ada di BEI menjadi lebih allert saja. Jadi lebih waspada," katanya kepada detikFinance saat dihubungi di Jakarta, Selasa (16/1/2018).

"Kalau hasil investigasi menyatakan ada sesuatu yang harusnya dilakukan oleh landlord (pemilik gedung), tetapi enggak dilakukan, ya itu si tenant tinggal bereaksi masing-masing. Jadi tergantung seberapa cepat landlord nya mengantisipasi dan menyelesaikan masalah ini," sambungnya.

Bagus sendiri meyakini, penanganan akan kasus ini akan cepat dilakukan, sehingga memastikan okupnasi ruang perkantoran di BEI bisa terjaga.

"Saya rasa sih penanganannya akan cepat. Jadi tenant akan nyaman dengan cara penanganannya. Pengaruh pasti ada, tapi lebih ke pemikiran, dan mereka akhirnya akan happy di situ karena penanganan yang baik tadi," ungkapnya.

Hal yang sama diungkapkan oleh Head of Advisory JLL Indonesia, Vivin Harsanto. Vivin bilang, jika nanti terjadi penurunan okupansi di Gedung BEI, hal itu tak bisa karena semata-mata adanya kejadian ambrol selasar tadi.

"Secara keseluruhan, pasar perkantoran kan memang sedang slow karena suplai sedang tinggi. Pasar perkantoran grade A dan premium di Jakarta pun sedang slowing down. Tapi kalau dilihat dari quarter lalu, kita lihat banyak aktivitas perkantoran atau absorption mulai meningkat walaupun belum bisa mengisi kekosongan dari suplai yang masuk," ujar dia.

"Tentunya orang akan melihat opsi-opsi dari gedung baru tersebut. Karena sebelum kejadian ini pun, para tenant juga memiliki banyak pilihan, tentunya akan membandingkan pilihan-pilihan baru ini dengan gedung yang sudah berumur," pungkasnya. (eds/dna)

Hide Ads