Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meresmikan langsung pembangunan perdana rumah tanpa DP itu. Berlokasi di Pondok Kelapa, Jakarta Timur, rumah tersebut disediakan dalam bentuk rumah susun yang bisa dimiliki dalam jangka waktu tertentu atau Rusunami (rumah susun sederhana milik).
Baca juga: Beda Rusun Ala Anies dan Ahok |
Beberapa tipe unit rusun yang ditawarkan mulai Rp 184,8 juta (tipe 21) sebanyak 190 unit dan Rp 316,8 juta (tipe 36) sebanyak 513 unit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Warga yang bisa memiliki hunian ini adalah yang berpenghasilan di bawah Rp 7 juta atau sesuai dengan batasan syarat pembeli Rusunami. Selain itu, orang tersebut belum pernah punya rumah, dan tidak boleh dipindahtangankan.
Anies mengatakan, program ini diluncurkan supaya mengurangi ketimpangan di Jakarta yang diklaim semakin melebar. Banyak warga Jakarta yang tidak punya aset rumah, kebanyakan hanya motor dan mobil.
"Motor mobil tidak mengalami apresiasi, sebagai aset mengalami depresiasi. Setelah dilihat 10 tahun lagi asetnya besar. Nilai tanah nilai rumahnya meningkat. Yang tidak miliki tanah dan rumah nilai assetnya mengecil. Apa yang terjadi? Ketimpangan makin lebar," ujarnya.
Anies berharap pengembang bisa mengerjakan proyek ini tepat waktu, bahkan lebih awal daripada target yang ditentukan selama 1,5 tahun.
Di waktu yang bersamaan dengan acara groundbreaking, 21 Pengembang yang tergabung dalam Real Estate Indonesia (REI) DKI Jakarta menyatakan dukungannya pada program DP Rp 0. Kali ini Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno yang hadir dalam acara tersebut.
Penandatangan itu dilakukan oleh 21 perusahaan yakni PT Adhi Persada Property, PT Agung Podomoro Land, PT Alam Sutera Realty, PT Ahimsa Persada Nusantara, Ciputra Group, Eureka Group, Gapura Prima Group, PT HK Realtindo, Intiland Group, Jakarta Propertindo, Lippo Group, PT Metropolitan Land, MSH Group.
Kemudian PD Pembangunan Sarana Jaya, Perumnas, PT PP Property, PP Urban, Relife Property, Riyadh Group Indonesia, Sinarmas Group, dan PT Waskita Karya Realty.
Sandi mengatakan, cicilan untuk rusunami ini berkisar Rp 1,5 hingga Rp 1,7 juta dengan bunga 5%. Bunga KPR 5% itu adalah fasilitas yang sudah tersedia dalam program sejuta rumah Presiden Joko Widodo (Jokowi) lewat skema FLPP.
"Nanti itu kita, salah satu konsep (pendanaannya) itu adalah FLPP, tapi 1% (DP-nya) dibantu oleh Pemprov. Salah satu pemikirannya seperti itu," tutur Sandi.
Rencana tersebut nantinya akan disampaikan ke Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) mengingat pemberian tambahan subsidi tersebut akan memanfaatkan dana dari APBD DKI.
"Tentunya kalau misalnya berkaitan dengan APBD, kita harus minta persetujuan dari teman-teman di DPRD. Nanti kita akan sosialisasi dan kita akan ajak sama-sama bicara," katanya.
Baca juga: Yuk Lihat Interior Rumah DP Rp 0 Anies-Sandi |
Selanjutnya, direncanakan akan ada pembangunan hunian program DP Rp 0 lainnya di Jakarta dalam waktu dekat. Salah satunya di Rorotan, Jakarta Utara. Nantinya akan ada rumah tapak sebanyak 200 unit yang dibangun.
Sandiaga Uno bahkan menargetkan 300.000 unit rumah bisa dibangun lewat program DP Rp 0. Target tersebut akan dikejar selama lima tahun ke depan.
"Kita sebetulnya kan punya target 300.000 backlog ini terselesaikan dalam lima tahun ke depan, tapi saya sampaikan tahun pertama ini adalah tahun trial, uji coba. Jadi masyarakat mulai membiasakan diri," ujar Sandi.
Namun demikian, Sandi mengaku juga tengah memikirkan satu opsi penyediaan perumahan lainnya bagi warga yang merasa tak mampu menjangkau hunian lewat program yang menjadi janji kampanyenya itu. Konsep hunian tersebut kata dia adalah rumah susun sederhana sewa (rusunawa), yang bisa dihuni lewat sistem sewa dengan jangka waktu yang panjang.
Dia bilang, rumah DP Rp 0 tak mampu dimiliki oleh masyarakat menengah ke bawah. Hal ini dikarenakan mereka yang boleh membeli rumah tersebut dipatok harus berpenghasilan maksimal Rp 7 juta.