Tak ada salahnya untuk mengetahui informasi terkait kondisi terkini industri pasar properti di Malaysia, terlepas berminat atau tidak berinvestasi di negara tersebut.
Namun bagi yang berminat menjajal investasi properti di Malaysia, tentu perlu mengetahui bagaimana tata caranya, dan berapa harganya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Perhatikan Dulu Hal-hal Ini
|
Foto: Trio Hamdani
|
Paling tidak saat ini ada 4 kawasan yang sedang berkembang di Malaysia.
"Kawasan kawasan urban, jadi ada 4 kawasan urban di Malaysia yang semakin meningkat, Kuala Lumpur, Penang, Johor, dan Malaka," katanya saat ditemui dalam acara Malaysia Property Show 2018 di Hotel Kempinski, Jakarta Pusat, Sabtu (4/8/2018).
Kemudian calon pembeli juga perlu mensurvei kondisi fasilitas yang tersedia pada hunian tersebut, maupun yang ada di sekitar lokasi properti. Hal ini perlu disesuaikan dengan kebutuhan pribadi.
"Buat survei, mana properti yang sesuai untuk kamu. Kawasan dia penting, infrastruktur dia penting, (fasilitas) kesehatan dia penting, keselamatan, semua penting. Jadi apa kehendak konusmen itu, ada banyak pilihan," lanjutnya.
Dalam kesempatan yang sama, Chief Commercial Officer Malaysia Healthcare Travel Council Nik Yazmin Nik Azman merekomendasikan Kuala Lumpur sebagai pilihan lokasi yang baik. Sebab menurutnya, Kuala Lumpur merupakan kota yang paling berkembang di sektor infrastrukturnya.
"Karena (Kuala Lumpur) kota yang paling berkembang infrastruktur, infrastruktur kesehatan, jadi lifestyle paling menarik. (Lalu) pendidikan, wisata, karena familiar, karena budaya dan gaya hidup hampir sama," tambahnya.
2. Kenapa Harus Malaysia?
|
Foto: AFP PHOTO
|
Lantas, kenapa harus jauh-jauh beli rumah di Malaysia?
Country Manager Rumah.com Marine Novita mengatakan saat ini harga properti khususnya perumahan di Malaysia sedang turun. Oleh karenanya, saat ini waktu merupakan yang tepat untuk membeli properti di Malaysia sebelum harganya kembali naik.
"Kan sekarang kalau ngomongin siklus properti itu ada 10 tahunan ya. Sekarang di Malaysia sebetulnya lagi cenderung flat, memasuki masa flat mirip Indonesia. Berarti harganya lagi turun," katanya saat ditemui dalam acara Malaysia Property Show 2018 di Hotel Kempinski, Jakarta Pusat, Sabtu (4/8/2018).
Dia memperkirakan harga properti di Malaysia akan kembali tumbuh pada tahun depan. Jika itu terjadi tahun depan, maka akan ada keuntungan yang diperoleh dari naiknya harga, khususnya terkait investasi jangka panjang.
"Ini justru saatnya kalau mau investasi sekarang ini, karena harusnya tahun depan mulai naik lagi siklusnya. Kalau sudah naik lagi berarti harganya sudah naik lagi," lanjutnya.
Di sektor pendidikan, Malaysia juga menjadi salah satu negara tujuan. Dengan begitu, secara otomatis banyak pelajar dari berbagai negara yang menetap sementara di sana akan butuh tempat tinggal. Artinya investasi properti di Malaysia untuk disewakan terlihat menjanjikan.
3. Begini Cara Belinya
|
Foto: Muhammad Ridho
|
"Mula-mula cek financing dulu, karena tengok (lihat) mampu tak (mampu atau tidak) beli. Jadi kalau mau dapat financing untuk beli properti di Malaysia, pertamanya ada jaminan untuk buat pinjaman dari bank, (atau) kredit," katanya saat ditemui dalam acara Malaysia Property Show 2018 di Hotel Kempinski, Jakarta Pusat, Sabtu (4/8/2018).
Setelah memenuhi syarat dari segi keuangan, kemudian pilih properti yang mau dibeli.
"Kalau boleh dapat kredit, dia lalu buat survey, mana properti yang sesuai untuk kamu. Kawasan dia penting, infrastruktur dia penting, fasilitas kesehatan dia penting, keselamatan, semua penting," lanjutnya.
Kemudian, segera bayar uang muka alias down payment (DP) ke bank yang ditunjuk. Besaran DP bervariasi, dicocokkan dengan kemampuan finansial.
"Kalau udah buat pilihan (properti), buat down payment, sambungkan dengan ciri financingsupaya balik modal dia," jelasnya.
Country Manager Rumah.com, Marine Novita pada kesempatan yang sama mengatakan, saat ini perbankan yang bekerja sama untuk memudahkan konsumen Indonesia beli properti di Malaysia adalah Maybank.
4. Berapa Harga yang Harus Dibayar?
|
Foto: Trio Hamdani
|
Nilai 1 juta ringgit ini setara dengan Rp 3,5 miliar (kurs Rp 3.545/ringgit). Demikian disampaikan Country Manager Rumah.com Marine Novita saat ditemui dalam acara Malaysia Property Show 2018 di Hotel Kempinski, Jakarta Pusat.
"Sebetulnya kalau di kita (Indonesia) ada range-nya (kisaran harga) ya, kalau misal mau beli di properti di Indonesia berapa. Jadi kalau beli properti di Malaysia untuk orang Indonesia minimal 1 juta ringgit, sekitar Rp 3,4-3,5 miliar. Itu minimum price," katanya, Sabtu (4/8/2018).
Pada kesempatan yang sama, Chief Commercial Officer Malaysia Healthcare Travel Council, Nik Yazmin Nik Azman menambahkan bahwa harga properti yang ditawarkan di Malaysia masih lebih murah dibanding negara tetangga Indonesia lainnya seperti Singapura.
"Tapi juga kalau kita tengok kan Indonesian investor ya, kalau di in our area lebih baik di Malaysia. Singapura itu lebih expensive (mahal)," sebutnya.
Dia mengatakan, dengan spesifikasi dan budget yang sama, jika di Singapura hanya bisa mendapatkan 1 unit properti maka di Malaysia bisa mendapatkan 4 unit.
"You buy one (kamu beli satu) di Singapura, you can buy four in (kamu bisa beli empat di) Malaysia," tambahnya.
5. Untuk Investasi, Mending di Indonesia Atau Malaysia?
|
Foto: Trio Hamdani
|
Di Indonesia sendiri, keunggulan berinvestasi properti terletak pada banyaknya jumlah penduduk. Hal ini membuat permintaan terhadap produk properti tak pernah ada habisnya.
"Di Indonesia nggak kalah, kalau dari jumlah populasi nggak kalah dong. Dan biasanya kan orang beli properti untuk disewakan ke orang Indonesia sendiri. Tapi tergantung, kalau buat kesehatan atau pendidikan, ke Malaysia. Atau mau investasi di Indonesia untuk disewakan ke orang Indonesia," ujarnya katanya di Jakarta, Sabtu (4/8/2018).
Dia menjelaskan, ada dua faktor mengapa investasi properti di Malaysia memang bisa jadi alternatif yang bagus, dibanding Indonesia.
"Kenapa Malaysia jadi alternatif, karena satu, berdasarkan Rumah.com Property Affordability Sentiment Index, Malaysia negara tujuan urutan ke-3 untuk investasi dari sisi masyarakat Indonesia sendiri yang menilai," paparnya.
Kedua pendidikan dan kesehatan. Rumah sakit di sana dinilai bagus dan sering menjadi rujukan orang Indonesia. Jumlahnya kurang lebih 600 ribu orang Indonesia per tahun yang berobat di sana.
"Jadi itu sebetulnya bisa jadi kesempatan, banyak yang berobat ke Malaysia. Jadi kalau beli rumah, bisa saya sewa untuk orang orang Indonesia yang berobat di sana," ujarnya.
Namun dari segi keuntungan yang didapat memang lebih besar di Indonesia. Investasi properti di Malaysia, dalam setahun perkiraannya hanya mampu memberi keuntungan sewa (yield) sekitar 4%. Sementara di Indonesia 7%. Namun semua tergantung area dimana properti itu berada.
Halaman 2 dari 6











































